Joko Paromo, S. Par., selaku ketua DPC PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Kabupaten Sleman |
YOGYAKARTA - Dalam acara Focus Group Discussion (FGD) dengan tema, ' Nasionalisme di Era Modern Sebagai Kelanjutan Gerakan Pembagian Bendera Merah Putih ' dengan tujuan meningkatkan nasionalisme anak muda, Sabtu (24/06/2023) di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo Yogyakarta.
Menemui Joko Paromo, S. Par., selaku ketua DPC PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Kabupaten Sleman mengatakan bahwa acara G20 di Bali kemarin banyak membawa berkah di Yogyakarta.
" Pariwisata itu mengenai sinergitas, untuk G20 kemarin meningkatkan jumlah hunian hotel di Yogyakarta, walau tidak setinggi di Bali, " ungkap Joko.
Untuk pariwisata antara Bali dan Yogyakarta harus ada sinergitas dan ber-integritas menggunakan pentahelic.
*Unsur yang termasuk dalam Elemen Pentahelix antara lain Pemerintah, Masyarakat, Lembaga Usaha, Akademisi, dan Media. Prinsip pentahelix sejalan dengan nilai gotong royong yang dijunjung Indonesia sejak dahulu.
Kolaborasi satu dengan yang lain, berbagi info dengan yang lain bagaimana tamu - tamu yang tinggal di Indonesia itu bisa lama.
" Karakter Yogyakarta dan Bali seperti apa, jangan kita menjatuhkan satu sama lain itu adalah harapan saya "
Ia juga bercerita bahwa saat wisatawan mancanegara maupun domestik yang hadir di Bali kemudian berwisata ke Yogyakarta, mereka memberi komentar yang bagus, semua dikatakan memiliki ciri khas sendiri, ke-authentikan kulinernya dan budayanya.
Ditanya tentang okupansi pasca covid-19 ini, ia mengungkapkan bahwa sudah mencapai 70%, dan ini sebutnya adalah hal yang bagus.
" Mulai bulan Mei, Juni, Juli ini akan bagus sejak masa endemik ini, setahun kedepan akan lebih baik lagi, ini merupakan indikasi pariwisata sudah bangkit "
Ia juga menekankan saat inilah waktunya untuk mengkampanyekan (branding) pariwisata untuk mengabarkan lebih banyak lagi kepada turis mancanegara dan domestik.
" Branding, branding, branding itu merupakan cara mengingatkan dan menawarkan, itu kunci sukses dari pariwisata, jangan males untuk berpromosi, tetap semangat bahkan daily kalo perlu kita promosikan, " pungkasnya. (Ray)
" Pariwisata itu mengenai sinergitas, untuk G20 kemarin meningkatkan jumlah hunian hotel di Yogyakarta, walau tidak setinggi di Bali, " ungkap Joko.
Untuk pariwisata antara Bali dan Yogyakarta harus ada sinergitas dan ber-integritas menggunakan pentahelic.
*Unsur yang termasuk dalam Elemen Pentahelix antara lain Pemerintah, Masyarakat, Lembaga Usaha, Akademisi, dan Media. Prinsip pentahelix sejalan dengan nilai gotong royong yang dijunjung Indonesia sejak dahulu.
Kolaborasi satu dengan yang lain, berbagi info dengan yang lain bagaimana tamu - tamu yang tinggal di Indonesia itu bisa lama.
" Karakter Yogyakarta dan Bali seperti apa, jangan kita menjatuhkan satu sama lain itu adalah harapan saya "
Ia juga bercerita bahwa saat wisatawan mancanegara maupun domestik yang hadir di Bali kemudian berwisata ke Yogyakarta, mereka memberi komentar yang bagus, semua dikatakan memiliki ciri khas sendiri, ke-authentikan kulinernya dan budayanya.
Ditanya tentang okupansi pasca covid-19 ini, ia mengungkapkan bahwa sudah mencapai 70%, dan ini sebutnya adalah hal yang bagus.
" Mulai bulan Mei, Juni, Juli ini akan bagus sejak masa endemik ini, setahun kedepan akan lebih baik lagi, ini merupakan indikasi pariwisata sudah bangkit "
Ia juga menekankan saat inilah waktunya untuk mengkampanyekan (branding) pariwisata untuk mengabarkan lebih banyak lagi kepada turis mancanegara dan domestik.
" Branding, branding, branding itu merupakan cara mengingatkan dan menawarkan, itu kunci sukses dari pariwisata, jangan males untuk berpromosi, tetap semangat bahkan daily kalo perlu kita promosikan, " pungkasnya. (Ray)