Rabat beton tidak sesuai standard |
JEMBRANA - Lead concrete atau yang biasa masyarakat sebut rabat beton adalah suatu pekerjaan yang sangat lumrah di berbagai desa maupun kelurahan seluruh indonesia.
Umumnya, spesifikasi rabat beton dibuat dengan campuran semen, pasir, dan kerikil dengan perbandingan 1:3:5. Meski pada prakteknya, material penyusun lead concrete berada jauh di bawah standar. Misalnya, pasir yang bercampur tanah, air dengan kandungan lumpur, hingga kerikil yang terlalu besar.
Seperti hal nya di Banjar Pengajaran, Desa Berangbang, Kecamatan Negara, kabupaten Jembrana ini sangat jauh dari kaedah yang ada, dari kasat mata campuran LC (lead Concrete) atau yang biasa masyarakat sebut Rabat Beton ini sangat jauh dari perbandingan di atas.
Media Gatra Dewata saat kelokasi mendapati sebagian LC (Lead Concrete) yang belum rampung namun sudah di tinggalkan oleh pekerja.
Dibeberapa bagian juga ditemukan cor tanpa alas plastik, pembiaran tanpa adanya stop cor dan perlindungan dari hujan dapat mengurangi mutu beton tersebut.
"Ini jika hujan turun pasti material yang sudah di hampar akan terbawa. Apalagi sekarang ini musim hujan." Salah seorang warga yang enggan namanya disebut (19/11).
Proyek yang di kerjakan oleh swakelola desa Berangbang menghabiskan anggaran sebesar Rp. 86.739.000 dimana dana tersebut berasal dari sumber dana desa dan anggaran dana desa dengan lama waktu pengerjaan 30 hari.
Pekerjaan ini meliputi rabat beton dibarengi pembersihan parit desa sepanjang 400 meter. Untuk pengerjaan Rabat Beton dengan panjang 200 Meter, lebar 2,3 Meter dan tinggi 0,12 Meter sesuai papan nama yang Gatra Dewata temui di lapangan.
Di samping pemilihan lokasi (droping)material yang sangat mengganggu akses jalan Warga. Di lokasi proyek tidak terdapat rambu-rambu peringatan atau informasi tentang pengerjaan proyek tersebut.
"Ini kan berbahaya kan, karena di sini jalan turunan yang terjal jadi jika tidak mengetahui ada proyek jadi kaget kan bisa masuk ke parit" resah masyarakat 19/11.
Sampai berita ini di turunkan pihak kelian banjar sebagai pengawas proyek belum bisa dihubungi. (D.U)