Dr. Efendhi Prih Raharjo. S.T., S.Si.T.,M.T. selaku Direktur Poltrada Bali |
TABANAN - Dalam upaya meningkatkan fasilitas Politeknik Transportasi Darat (POLTRADA) Bali yang beralamat di jalan Cempaka Putih, Desa Samsam, Kerambitan, Tabanan – Bali (Kampus I). Dalam kunjungan awak Garda Media dilingkungan kampus, Join research atau kerjasama penelitian terhadap renewable energi atau energi berkelanjutan telah menjadi prioritas di kampus profesional di bidang Transportasi Darat dan Logistik pertama di Indonesia dibawah naungan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
Dr. Efendhi Prih Raharjo. S.T., S.Si.T.,M.T. selaku Direktur Poltrada Bali saat ditemui mengatakan bahwa akan menyediakan fasilitas pendukung dari solar farm atau solar power plant, ada juga yang menyebutnya solar park atau solar field.
Itu merupakan fasilitas pembangkit tenaga listrik surya, atau yang biasa dikenal di Indonesia dengan sebutan PLTS. Fasilitas ini terdiri dari susunan panel surya pada sebentang area luas yang berfungsi menyuplai dan mengalirkan listrik terbarukan yang dikonversi dari cahaya matahari ke gardu.
Dalam undangan yang diterima oleh awak media, mengatakan bahwa Jumat, (14/10/2022) adalah acara sekaligus penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pembangunan Rooftop terbesar di Bali. Upaya ini tentu sejalan dengan upaya pemerintah Bali dalam mendukung energi bersih.
"Kemudian kita lanjutkan dengan pengembangan terkait dengan SPKLU, dan pengembangan baterainya, termasuk pengembangan bengkel konversi dari BBM ke listrik, "Ungkapnya.
SPKLU merupakan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum yang ditujukan untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
Tujuan dilakukan MoU ini juga disebutkan oleh Efendhi Raharjo bahwa sekolah itu harus menjadi contoh untuk mengawali keberlangsungan lingkungannya. Ada pengembangan kedepannya diluar dari hanya mencetak SDM unggul untuk Pemerintah.
"Kedepannya Poltrada Bali juga dapat mensupport SDM untuk sektor swasta, tidak hanya berorientasi PNS semata"
Kampus seluas 6 hektar dengan total 9,2 hektar ini, diharapkan menjadi pilot project dalam pengembangan dan edukasi mengenai pemanfaatan pembangkit tenaga listrik yang renewable.
"Saat ini ada 400 mahasiswa dengan ideal 540 mahasiswa, kita tetap upayakan maksimal,"pungkasnya. (Ray)