Selasa, 04 Oktober 2022

Banyak Calon Pemilih Berakta Meninggal, KPU Bali Takut Dianggap Menghilangkan Hak Suara

 

Dewa Agung Gede Lidartawan, Ketua KPU Provinsi Bali

DENPASAR - Komisi Pemilihan Umum Provinsi gelar Media Gathering, hari Senin, 3 Oktober 2022 di Renoma Restaurant, Jalan Hayam Wuruk, Denpasar. Kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka persiapan pemutakhiran data pemilih untuk Pemilu Tahun 2024 di Provinsi Bali.

Dalam paparan Dewa Agung Gede Lidartawan selaku ketua KPU Provinsi Bali, jumlah pemilih baru per September 2022 tercatat 95.121 orang yang didominasi pemilih berusia 17 tahun (Generasi Z).

"Yang artinya pemilih kedepan adalah kaum milenial, dari usia 16 ke 17 tahun,"sebutnya.

SMA/SMK yang terdaftar itu sudah mencapai hampir 80 ribuan, yang artinya 2 tahun ke depan pada 14 Februari 2024, batas 17 tahunnya pasti akan ada peningkatan.

Data pemilih berkelanjutan di Bali hingga September 2022 tercatat sebanyak 3.120.035 orang, meningkat dibanding Agustus 2022 sebanyak 3.024.914 orang. Kabupaten Buleleng menjadi daerah dengan jumlah pemilih terbanyak, yaitu 588.074 orang.

Dari data pemilih baru yang berjumlah 95.121 pemilih baru yang lolos pemutakhiran data pemilih berkelanjutan, Lidartawan menyebutkan tidak semuanya berasal dari generasi Z tetapi ada juga dari purnawirawan TNI dan Polri.

"Karena banyaknya anak muda menjadi pemilih, Saya gencar akan menyosialisasikan ke generasi muda"

"Saat penerimaan mahasiswa baru kita turun, hampir sebagian besar kita sudah sosialisasi, paling tidak mereka tahu posisinya menentukan bangsa. Kalau mereka kompak memilih A maka A akan menang karena jumlah mereka 50

persen lebih," ujar Lidartawan didampingi jajaran anggota KPU Bali.

Dalam wawancara singkat dengannya, ia mengatakan juga keluhannya bahwa mengapa tidak dipadukan dengan instansi Dukcapil saja.

"Kita ingin semua turun ke lapangan, saya hanya ingin hak-hak yang diaktakan meninggal dikembalikan hak pilihnya"

Dalam ceritanya ada juga tahun 2016 sudah dimatikan hak pilihnya, padahal ada yang mahasiswa dan lainnya. Ditanyakan soal itu, dirinya menekankan tujuannya adalah mengembalikan hak pilihnya saja.

Ada informasi saat wawancara tersebut, bahwa pihak awak media sudah menanyakan hal tersebut kepada pihak Dukcapil, tetapi Dukcapil mengatakan kasih kita datanya jangan langsung dibuang ke publik melalui media.

"Loh, kita sudah kasih kok. Kita wajar dung temuan kita. Kalo KPU gak mau peduli kita coret semua, tetapi resikonya adalah kita dianggap menghilangkan hak pilih orang, itu pidana loh, "tegasnya tidak ingin disalahkan.

Dalam mendorong kuota 30% perempuan untuk berpolitik, dirinya sangat mendukung penuh. Ia malah menginginkan kuota itu dapat terpenuhi atau lebih, agar kesan politik itu tidak kotor dan didominasi oleh kaum laki-laki.

Untuk generasi pemilihan 2024 itu ia mengatakan bahwa pemilih kaum generasi Z memang jumlahnya sudah akan 50% lebih, kalo mereka kompak untuk memilih A pasti A yang menang.

"Karena mereka sudah 50% lebih, "pungkasnya. (Ray)

Lecehkan Media Grassroot, Wilson Lalengke Laporkan Kapolres Pringsewu ke Divisi Propam Polri

  Jakarta – Kapolres Pringsewu, AKPB Yunus Saputra, kembali berulah. Setelah beberapa waktu lalu dia dikecam keras karena melarang kepala s...