Kamis, 22 September 2022

KTT G20 Momentum Kebangkitan Pariwisata Bali

 

Sugeng Pramono Pengamat dan pelaku Pariwisata 

BADUNG - Perhelatan pertemuan KTT G20 tahun ini tentu membuat banyak keputusan penting untuk Indonesia san juga khususnya Bali. Gerakan Pariwisata yang awalnya mati suri kembali dapat berbenah mempercantik diri sebagai lokasi puncak pertemuan KTT G20 tahun ini.

Bali siap mendukung tiga agenda prioritas G20, yakni transisi energi berkelanjutan, arsitektur kesehatan global dan transformasi ekonomi digital.

Pulau Dewata atau dikenal dengan sebutan the Island of God yang menjadi ikon wisata Indonesia, sudah melupakan efek pandemi Covid-19 yang selama dua tahun terakhir mengempaskan bisnis pariwisata setempat. Bali melakukan pembenahan dimana mana  mempercantik diri untuk menyambut delegasi dari 20 negara anggota KTT G20. 

G20 adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). G20  merepresentasikan lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia. Anggota G20 meliputi Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki dan Uni Eropa.

Tentu saja, perhelatan ini mendatangkan banyak manfaat bagi bisnis pariwisata di Bali dan Indonesia pada umumnya. Dukungan infrastruktur berkonsep hijau pun menjadi prioritas. Sebab, KTT G20 tahun ini mengusung tiga agenda prioritas: transisi energi berkelanjutan, arsitektur kesehatan global dan transformasi ekonomi digital.

penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 akan menjadi puncak momentum kebangkitan ekonomi Pulau Dewata. Itu tercermin adanya peningkatan kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, jelang pertemuan para pemimpin negara ekonomi terbesar di dunia itu digelar.

berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah  dalam membenahi kondisi Bali pasca pandemi. Salah satunya dengan meyakinkan pemerintah pusat agar Bali diberikan kelonggaran bagi wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik untuk berkunjung ke Bali tanpa karantina. Kebijakan tersebut pun akhirnya dapat dilakukan sejak tanggal 7 Maret 2022 lalu.

kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik ke Bali terus mengalami peningkatan. Peningkatan kunjungan wisatawan ke Bali ini secara langsung berdampak pada pertumbuhan ekonomi Bali bangkit dari keterpurukan dengan tumbuh positif sebesar 3,04 persen pada triwulan kedua tahun 2022, momentum tersebut dapat terus ditingkatkan seiring dengan semakin banyaknya event nasional dan internasional di Bali. Terutama rangkaian pertemuan Presidensi G20 yang puncaknya akan berlangsung pada tanggal 15-16 November 2022 mendatang.

Sugeng Pramono selaku pengamat Pariwisata menjelaskan, rata-rata kunjungan wisatawan ke Bali mencapai 10 ribu per harinya. Meski jumlahnya belum bisa kembali seperti di tahun 2019, yakni 20 ribu kunjungan per harinya, namun kami cukup gembira dengan capaian angka saat ini.

"Kami prediksi di akhir  tahun ini  target  9 ribu kunjungan per harinya dapat dicapai walau jumlah yang sekarang ini sudah melampaui target. Di bulan September ini juga akan ada maskapai dari China ke Bali sehingga jumlah maskapai saat ini ada 24. Mudah-mudahan ini bisa mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan karena wisatawan China adalah pangsa pasar kedua setelah Australia," ungkapnya Rabu (21/09/2022), melalui pesan elektronik.

KTT G20 juga menjadi momentum kebangkitan bisnis pariwisata Bali. Ini bisa dilihat capaian tingkat hunian di kawasan Nusa ( ITDC ) sdh mulai berkisar 70-80 %. (Tim)

Lecehkan Media Grassroot, Wilson Lalengke Laporkan Kapolres Pringsewu ke Divisi Propam Polri

  Jakarta – Kapolres Pringsewu, AKPB Yunus Saputra, kembali berulah. Setelah beberapa waktu lalu dia dikecam keras karena melarang kepala s...