Rabu, 14 September 2022

"Bubar Jalan" Pesikian Pecalang Desa Adat Berangbang Resmi Mengundurkan Diri Secara Serentak

Rapat internal pecalang yang dibarengi dengan pengunduran diri pengurus dan anggota pecalang

Jembrana - Pecalang merupakan garda terdepan Desa Adat yang ada di Bali, peran yang diambil pecalang pun sangat vital selain barisan terdepan dalam setiap pengamanan yang menyangkup kegiatan- kegiatan desa adat baik upacara yadnya maupun yang bersifat menjaga kondusifitan mencegah gesekan desa adat yang ada di Bali.




Harapan untuk selalu kondusif itu sirna setelah Pesikian Pecalang Desa Adat Berangbang secara serentak mengundurkan diri karena beberapa sebab yang diyakini tidak mampu diakomodir dengan tepat oleh Bendesa yang notabene menjadi pucuk tertinggi desa adat.


Bendesa adat Berangbang yang di temui langsung di kediamannya


Kekecewaan pengurus pecalang berawal dengan turunnya surat perintah dari Bendesa Adat Berangbang untuk memerintahkan semua kelian adatnya untuk mengevaluasi kinerja pecalang yang ada di tiap-tiap banjar adat tanpa ada pembahasan awal apalagi isi surat yang menyatakan hasil rapat yang dilangsungkan tidak secara resmi ditempat yang semestinya dan didengarnya hanya ngobrol-ngobrol biasa beberapa kelian adat.


Kekecewaan semakin memuncak setelah Bendesa memblock kontak whatsapps (WA) bendahara pecalang yang bernama I Nengah Purnayasa tanpa sebab musabab yang jelas, I Nengah Sukirte sebagai ketua pecalang mengambil langkah dengan merapatkan internal pecalang dengan dihadiri 12 dari 17 total pecalang pada tgl 12/9/2022 malam.


Nengah Sukirte yang dimintai keterangan oleh awak media mengatakan " Saya selaku ketua pecalang merasa kecewa dengan cara-cara bendesa menyelesaikan masalah tanpa berkoordinasi dulu dengan pihak pecalang dan karena alasan tersebut saya sudah tidak nyaman dan mengundurkan diri sebagai pecalang dan diikuti juga oleh Pengurus yang lainnya karena kecewa juga kontaknya di block dengan bendesa sehingga dengan alasan tersebut mereka beralasan tidak disukai lagi oleh bendesa dan mengundurkan diri serentak tanpa tekanan dan paksaan" ujar Sukirte.

Bendesa adat Berangbang Made Saha Arimbawa yang ditemui langsung dirumahnya mengatakan " surat perintah saya ke masing-masing klian adat berawal dari rapat anggota pecalang tanpa sepengetahun saya selaku bendesa, dan alasan saya memblock kontak w.a bendahara pecalang karena terlebih dulu dikeluarkan dari group w.a pacalang dan kedepan dengan pengunduran diri pecalang akan diadakan rapat kembali untuk membentuk kembali pecalang di tiap-tiap banjar adat" tutup Arimbawa. (D.U)

Lecehkan Media Grassroot, Wilson Lalengke Laporkan Kapolres Pringsewu ke Divisi Propam Polri

  Jakarta – Kapolres Pringsewu, AKPB Yunus Saputra, kembali berulah. Setelah beberapa waktu lalu dia dikecam keras karena melarang kepala s...