GATRADEWATA NEWS ● BALI | Mari mengubah dunia senyuman demi senyuman, begitulah motto dari Smile Train, organisasi yang bergerak dalam membantu masyarakat dunia untuk mengatasi bibir dan langit-langit sumbing. Saat ini Bali kedatangan Urvashi Rautela, seorang model dan aktris asal India yang juga merupakan Duta Global Smile Train.
Kunjungannya ke Pulau Bali untuk pertama kalinya ini melakukan lawatan ke RSU Bali Jimbaran dan Yayasan Senyum Bali.
“Saat ini perlu memanfaatkan posisi saya untuk menyuarakan kebaikan. Disini, saya bersama Smile Train mengampanyekan kepedulian mengenai pentingnya penanganan kepada anak-anak dengan bibir sumbing,” ungkap Urvashi yang saat ini berusia 28 tahun ini di Alila Seminyak, Kuta, Bali, Selasa, (31/5/2022).
Smile Train sendiri memiliki misi menciptakan senyum baru dan kesempatan kedua dalam kehidupan anak-anak penderita sumbing, sudah 100.000 operasi telah dilakukan. Sumbing adalah cacat lahir umum, dengan fakta secara global 1 dari 700 anak terlahir dengan bibir atau langit-langit sumbing. Sumbing terjadi saat bagian tubuh tertentu dan strukturnya tidak menyatu selama perkembangan janin. Sumbing bisa meliputi bibir dan/atau rongga mulut (langit-langit).
Memang tidak ada yang tahu pasti apa yang menyebabkan bibir sumbing tersebut, namun sebagian besar ahli setuju bahwa penyebab bibir atau langit-langit sumbing berasal dari multifaktor dan bisa meliputi kecenderungan genetik, begitu pula faktor lingkungan atau nutrisi. Dalam banyak kasus, tidak diketahui apa penyebab bibir atau langit-langit sumbing namun penelitian tetap dilakukan untuk memahami kondisi ini.
Untuk hal itulah Smile Train hadir di Indonesia, menangani dengan operasi rekonstruksi dan pasien akan melihat transformasi langsung. Kendala pasien tertinggi adalah biaya operasi di rumah sakit yang belum terjangkau untuk masyarakat pada umumnya.
Menurut data yang ada, di Indonesia, diperkirakan ada 8.500 bayi lahir dengan kondisi sumbing setiap tahunnya. Selama dua dekade, Smile Train telah mengoperasi pasien bibir sumbing sebanyak 100 ribu anak sejak tahun 2002 lalu.
Deasy Larasati selaku Country Manager Smile Train Indonesia menyebutkan, “Kami tidak hanya melakukan tindakan operasi saja, tapi juga perawatan komprehensif lebih lanjut yang membantu memastikan rehabilitasi jangka panjang yang berhasil bagi pasien,” ungkapnya.
Waktu yang sama Kepala Bedah Plastik Yayasan Senyum Bali dr. Putu Trisna Utami, Sp.BP-RE, menjelaskan tindakan operasi idealnya dilakukan sedini mungkin dengan dukungan fasilitas medis yang baik.
“Bibir sumbing di Bali, rata tercatat 200 kasus per tahun. Masalah pada saat kehamilan bisa juga berpotensi penyebab bibir sumbing ataupun celah langit,” kata Trisna Utami.
Sebagai partner Smile Train Indonesia, Yayasan Senyum Bali yang beralamat di Jl. Pulau Aru No. 9 Denpasar telah beberapa kali melakukan operasi bibir sumbing.
“Sekitar 8 hingga 10 pasien setiap bulan. Tahun ini baksos (bakti sosial) di Singaraja ada 13 pasien,” ujarnya.
Ruth Monalisa selaku Program Director Smile Train Indonesia, juga menyebutkan kasus bibir sumbing banyak ditemukan di wilayah padat penduduk seperti Pulau Jawa.
Sumber pendanaan yang dijelaskannya itu berasal dari penggalangan dana perusahaan-perusahan swasta dan donatur dari luar negeri.
“Sumber dana dari kegiatan operasi bibir sumbing ini berasal dari BUMN, perusahaan swasta dan donatur. 97 persen dari pusat di New York dan negara maju lainnya. Kita punya tim fundraising yang sangat solid di Amerika dan Dubai Office di Timur Tengah,” pungkas Mona. (Ray)
............
Untuk informasi lebih lanjut mengenai upaya Smile Train secara global dan ikut berdonasi, silakan kunjungi smiletrain.org. Untuk merujuk pasien atau memberikan dukungan bagi Smile Train Indonesia, silakan ikuti Facebook @SmileTrainIndonesia, Twitter @SmileTrainID, dan Instagram @smiletrainindonesia.