Berbincang dengan salah satu tamu penikmat pantai |
GATRADEWATA NEWS ● BADUNG | Penataan sepanjang pantai legian dan sekitarnya yang digagas pemerintah Badung, membuat semua pedagang mengeluh, takut dirinya tidak dapat berjualan lagi.
Simak berita sebelumnya (klik untuk link)
Mereka menolak terhadap penataan pantai yang nantinya diduga akan menggusur lahan mereka untuk mencari nafkah dan penghidupan. Penataan tersebut seharusnya memikirkan masyarakat pedagang yang ada, karena baru saja pariwisata mulai bangkit perlahan semenjak 2 tahun mati suri lantaran covid-19.
Pemerintah Badung sepertinya belum mensosialisasikan keinginannya untuk penataan tersebut, apakah pedagang akan dilibatkan kembali nantinya dalam mengisi lapak yang ada, atau malah investor yang akan mengelola, karena diduga dari info di masyarakat bahwa penataan itu berasal dari dana pinjaman.
Yang dikhawarirkan oleh masyarakat pedagang pantai adalah soal ganti rugi selama pelaksanaan proyek dan apakah mereka juga akan tetap dapat berjualan kelak saat telah rampung penataannya.
"Mengapa tidak 2 tahun lagi saja, ditunda dulu karena biar pasti kami dapat pekerjaan yang tetap dulu selain berdagang disini, "celetuk salah satu pedagang di pantai Legian yang gak mau disebutkan namanya.
Ada juga yang mengatakan dirinya merantau dari jauh bagaimana akan pulang bila tidak ada pekerjaan.
Menemui drs. I Wayan Suata di lokasi, dirinya juga mengatakan bahwa baru saja masyarakat pedagang Legian dapat tamu, kok malah sudah ada penataan, kenapa tidak pas covid-19 saja.
Dirinya juga mengatakan bahwa jogging track yang dibangun hampir 10 meter itu memakan badan pasir pantai yang saat ombak naik itu kadang tak ada space lagi untuk berdagang.
"Pemerintah kok tidak mengerti kondisi masyarakat pedagang saat ini yang baru mulai pulih. Penataan itu tidaklah perlu untuk saat ini, yang diperlukan adalah perawatan sekitarnya agar lebih bersih dan rapi, "sebutnya Minggu (22/05/2022), di Pantai Legian.
Ia juga mengibaratkan sikap pemerintah Badung ini seperti Pedande Baka (rakyat), yang mungkin maksudnya adalah bujukan pemerintah terhadap penataan ini yang nantinya dapat menjepit kondisi masyarakat pedagang yang kehilangan mata pencahariannya.
Lindy tamu asal Inggris yang sering duduk menikmati indahnya pantai Legian dan ditemani sebotol beer dingin juga berkomentar. Ia mengatakan kalo Jogging sebenarnya enaknya di pasir, kita suka yang natural.
"Kita suka natural begini, kadang ombak tinggi akan banyak pasir dan batu-batu yang naik ke atas (jogging track), itu tentu pemandangan yang tidak baik,"ungkapnya sebagai tamu yang menikmati pantai Legian. (Ray)
Pemerintah Badung sepertinya belum mensosialisasikan keinginannya untuk penataan tersebut, apakah pedagang akan dilibatkan kembali nantinya dalam mengisi lapak yang ada, atau malah investor yang akan mengelola, karena diduga dari info di masyarakat bahwa penataan itu berasal dari dana pinjaman.
Yang dikhawarirkan oleh masyarakat pedagang pantai adalah soal ganti rugi selama pelaksanaan proyek dan apakah mereka juga akan tetap dapat berjualan kelak saat telah rampung penataannya.
"Mengapa tidak 2 tahun lagi saja, ditunda dulu karena biar pasti kami dapat pekerjaan yang tetap dulu selain berdagang disini, "celetuk salah satu pedagang di pantai Legian yang gak mau disebutkan namanya.
Ada juga yang mengatakan dirinya merantau dari jauh bagaimana akan pulang bila tidak ada pekerjaan.
Menemui drs. I Wayan Suata di lokasi, dirinya juga mengatakan bahwa baru saja masyarakat pedagang Legian dapat tamu, kok malah sudah ada penataan, kenapa tidak pas covid-19 saja.
Dirinya juga mengatakan bahwa jogging track yang dibangun hampir 10 meter itu memakan badan pasir pantai yang saat ombak naik itu kadang tak ada space lagi untuk berdagang.
"Pemerintah kok tidak mengerti kondisi masyarakat pedagang saat ini yang baru mulai pulih. Penataan itu tidaklah perlu untuk saat ini, yang diperlukan adalah perawatan sekitarnya agar lebih bersih dan rapi, "sebutnya Minggu (22/05/2022), di Pantai Legian.
Ia juga mengibaratkan sikap pemerintah Badung ini seperti Pedande Baka (rakyat), yang mungkin maksudnya adalah bujukan pemerintah terhadap penataan ini yang nantinya dapat menjepit kondisi masyarakat pedagang yang kehilangan mata pencahariannya.
Lindy tamu asal Inggris yang sering duduk menikmati indahnya pantai Legian dan ditemani sebotol beer dingin juga berkomentar. Ia mengatakan kalo Jogging sebenarnya enaknya di pasir, kita suka yang natural.
"Kita suka natural begini, kadang ombak tinggi akan banyak pasir dan batu-batu yang naik ke atas (jogging track), itu tentu pemandangan yang tidak baik,"ungkapnya sebagai tamu yang menikmati pantai Legian. (Ray)