Jumat, 13 Mei 2022

Kesejahteraan Guru Sekolah Swasta Terancam Akibat Politik Jalur Belakang

 


GATRADEWATA NEWS ● BALI | BMPS Bali resah akibat sekolah Swasta semakin sedikit, ini dilontarkan langsung oleh Gede Ngurah Ambara Putra. Ia tidak main-main ini terbukti oleh indikator penurunan jumlah siswa SMA dan SMK Swasta di Bali pada ajaran 2018 sampai dengan 2022 yang diakibatkan oleh beberapa faktor yang tidak mendukung eksistensi keberadaannya membuat resah berbagai pihak.

Indikator  Data yang bersumber dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Dinas Pendidikan Dasar dan Menengah ini membuka mata semua pihak bahwa ada sistem yang tidak berjalan sehingga membuat sekolah swasta hampir kolaps bahkan beberapa sekolah tinggal menunggu lonceng kematian.

"Angka Penurunannya minus (-28,71%) untuk SMA Swasta untuk Tahun Pelajaran 2018-2021 dan-21,27% untuk keberadaan SMK Swasta," ujar Ngurah Ambara Putra, Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Provinsi Bali mengutip data dari Dapodik, Rabu (12/5/2022).

Rombongan belajar (Rombel) yang tidak dipatuhi, dengan jumlah 36 siswa perkelas menjadi inti permasalahan sehingga lenyapnya harapan perolehan murid pada sekolah swasta akibat 'hangky Panky' jalur belakang hingga dugaan rekayasa dugaan penggunaan piagam prestasi.

Tekanan keinginan hasrat politik yang membuat banyak sekolah negeri justru melanggar ketentuan dari Permendikbud Nomor 17 Tahun 2017 yang telah mengatur jumlah rombongan belajar (rombel) dan peserta didik dibatasi sesuai jenjang pendidikannya.

"Sebenarnya banyak sekolah swasta yang tak kalah bagusnya, ya bila sekolah swasta berkurang tentu ini membuat yayasan kesulitan untuk menggaji guru dan tenaga honorer lainnya," sebut Ambara.

Penambahan rombel inilah yang dianggap Ambara sebuah kegagalan dalam mengawal pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB 2021) di Bali. Ini selalu berulang akibat dugaan hasrat politis dari pemimpin negeri. Ia juga menambahkan bahwa keinginan ia yang ingin mendorong pemerintah untuk memperhatikan guru swasta di Indonesia yang jumlahnya puluhan ribu orang.

Ia juga mengingatkan kita semua bahwa peran para guru honorer untuk memajukan pendidikan sudah cukup besar. Meski demikian, kesejahteraan yang dirasakan belum begitu maksimal.

Menurut data Litbang BMPS Bali tahun 2022, Jumlah guru SMA Swasta saat ini terdata sebanyak 2059 guru dan 5283 guru berada di sekolah negeri. Dan untuk SMK, ada 3040 guru SMK Swasta dan 3553 guru SMK Negeri.


"Maka intinya, aturan jumlah rombel 36 tidak boleh diutak-atik atau 'diakali' siapapun. Agar (PPDB) 2022 yang mengedepankan azas objektif, akuntabel, dan transparan bisa diwujudkan," pungkas Ambara. (Tim)

Lecehkan Media Grassroot, Wilson Lalengke Laporkan Kapolres Pringsewu ke Divisi Propam Polri

  Jakarta – Kapolres Pringsewu, AKPB Yunus Saputra, kembali berulah. Setelah beberapa waktu lalu dia dikecam keras karena melarang kepala s...