Sabtu, 23 April 2022

Rizma Rachmayanti, Sosok Wanita Yang Memilih Menjadi TNI

 

Rizma Rachmayanti Pravanta SH (26) 

GATRADEWATA NEWS ● BALI | Emansipasi wanita sepertinya sudah mulai menguat di negeri ini, bukan hanya kita pernah memiliki presiden perempuan, kita sekarang memiliki Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) seorang wanita Dr. Puan Maharani Nakshatra Kusyala Devi, S.Sos., yang balihonya ada diseantero negeri saat ini.




Ini menandakan posisi wanita di Indonesia sudah sejajar dengan laki-laki dalam meraih cita-citanya. Kalau selama ini perempuan identik dengan tugas yang lebih ringan, lain halnya kalo kita melirik Rizma Rachmayanti Pravanta SH (26) yang memilih berkarier di jalur yang tak biasa.

Tidak boleh diremehkan tanggung jawabnya sebagai pemegang peran penting dalam ketahanan negara yang dibawahi institusi Tentara Nasional Indonesia. Perjuangannya ini tak bisa dipandang sebelah mata. Kisahnya bisa menjadi inspirasi bagi kita semua, bahwa perempuan harus kuat dan tangguh, baik secara fisik maupun psikis.

Berawal dari cita-citanya sejak tamat SMA, Rizma begitu sapaan akrabnya, memimpikan menjadi seorang anggota Tentara Nasional Indonesia sejak Tamat SMA . Impiannya itu dipengaruhi oleh Kakek nya yang Purnawirawan TNI Angkatan Darat dengan Pangkat Peltu.


"TNI itu gagah banget, apalagi kalau perempuan saat mengunakan Pakai Dinas Loreng (PDL), keren!, "ujarnya mengingat saat itu.

Ia menambahkan saat memakai seragam loreng hijau akan menjadikannya terlihat makin kharismatik. Apalagi cita-citanya itu didukung penuh oleh kedua orangtua dan keluarga besarnya. Bukan cuma menjadi seorang anggota TNI, ternyata Rizma yang memiliki Hobby Olah Raga cabang Bulutangkis, yang akhirnya itu cukup membantu dalam menjaga kondisi dan stamina tetap prima.

Setiap detik adalah perjuangan keras dan air mata.

Usai menempuh pendidikan tingkat tinggi, Rizma  mulai mempersiapkan diri menjadi seorang perwira. Setiap pagi dan sore, ia melatih fisiknya dengan lari sekitar 10 kilometer di pingiran Pantai Biaung, Tak hanya itu, dia juga berlatih sit up, push up, berenang, chinning, dan sebagainya. 

Tapi kesemuanya itu tidaklah sia-sia, dia akhirnya lolos satu-satunya wanita pada saat ujian menjadi calon Perwira Prajurit Karir (PaPK) TNI pada Desember 2018 Matra Laut (TNI AL). Pendidikan seorang militer di lembah Tidar (09/07/2019) pun ia telah selesaikan dengan pangkat Letnan Dua KH/w Rizma Rahmayanti Pravanta SH., yang itupun tidak bisa berleha-leha, dirinya mendadak mendapat penugasan pada Bagian Hukum (Bagkum) Kodiklatal sebagai Ka Taud Bantuan hukum.

Kata dia, rasanya campur aduk. Senang, sedih, bangga, terbebani, dan sebagainya.

"Bangga karena impian sejak SMA akhirnya berhasil saya wujudkan sendiri. Sedih juga kalo diingat, karena akan jauh dari orang tua dan keluarga tercinta. Sekaligus merasa memikul beban berat karena tugas seorang Angkatan Laut bukan sekedar simbol, "ingatnya.

"Kadang rasanya ingin berhenti di sini karena saking beratnya. Tapi, diingat lagi, ada keluarga dan teman-teman yang selalu mendukung," kata Alumni Fakultas Hukum UNDIKNAS itu.

"Awal-awal di sini, hampir setiap hari dijalani dengan penuh cerita yang tak terlupakan suka duka dijalani bersama, Kangen orangtua, karena mengikuti pendidikan yang cukup berat di lembah Tidar, Magelang, selalu bersyukur dan tahu kuncinya Bagaimana mempersiapkan diri."

Sejak berperan sebagai TNI Angkatan Laut Rizma menjadi pribadi yang mulai belajar religius. Dia sangat dekat dengan Tuhan. Satu-satunya komunikasi yang bisa menenangkan hari-harinya, kata dia.

"Intinya harus selalu bersyukur, cuma itu yang bisa bikin kita kuat dan tenang,"

Perempuan kelahiran Denpasar, 16 februari 1996 itu mulai bisa berdamai dengan dirinya sendiri. Dia menyadari ada banyak hal baru yang bisa dipelajari sejak jadi TNI AL Kini, ia bertugas di Bantuan Hukum Kodiklatal Surabaya , sebagai Ka Taud Bagkum kodiklatal, Surabaya.

Setiap hari, dia menemui banyak kendala dan kesulitan. Salah satunya dituntut memiliki fisik yang sangat kuat, sama seperti laki-laki, baik dalam bertugas di kantor, mau pun di lapangan. Tapi, berkat keuletan dan kejujurannya, dia berhasil menyelesaikan setiap tantangan dengan baik.

Mengutamakan kepentingan negara di atas kehidupan pribadi.

Ini merupakan sebuah tantangan berikutnya yang harus selalu memprioritaskan kepentingan negara di atas kehidupan pribadi.

Bagaimana kamu memandang tugas ini dalam kacamata sebagai seorang perempuan ?

Perempuan adalah makhluk berharga yang istimewa. Dia sendiri merasa beruntung dilahirkan sebagai perempuan. Sebab baginya laki-laki tidak memiliki keistimewaan yang dimiliki perempuan. Menurut anak kedua dari dua bersaudara itu, perempuan harus bisa menjaga harga dirinya di mana pun berada. 

"Karena perempuan bisa melahirkan generasi bangsa yang berguna. Dari tangannya, dia bisa menciptakan anak-anak yang terdidik dan berakhlak baik," tuturnya. 

Menurut dia, keistimewaan lain sebagai perempuan adalah sering mendapat kemudahan dalam segala urusan. Sayangnya, kata Rizma, masih banyak yang meremehkan derajat dan kemampuan perempuan. 

"Memang masih saja perempuan itu sering dipandang sebagai sosok yang lemah, dilecehkan laki-laki, sering dianggap sebagai makhluk yang sensitif. Padahal kepekaan perempuan memang tinggi," tambahnya.

Rizma menuturkan sebagai perempuan, ia ingin menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain dan negara. Meski seorang perempuan, ia yakin akan banyak perubahan di dalam semua sistem, termasuk negara. 



"Wah, menginspirasi banget, ya. Kita semua bisa menginspirasi dan memberi manfaat banyak orang, lho. Kamu pasti juga punya sosok perempuan yang menginspirasi lainnya, kan? Selamat Hari Kartini Pejuang Bangsa 'Habis gelap terbitlah terang'
Saat ini, para Kartini modern memiliki peluang yang sama dengan counterpart pria di berbagai medan pengabdian dan penugasan, "pungkasnya. (Ray)

Lecehkan Media Grassroot, Wilson Lalengke Laporkan Kapolres Pringsewu ke Divisi Propam Polri

  Jakarta – Kapolres Pringsewu, AKPB Yunus Saputra, kembali berulah. Setelah beberapa waktu lalu dia dikecam keras karena melarang kepala s...