Farida Limbong selaku pembicara pertama dalam webinar ini menegaskan bahwa british council ini dapat menjadi jembatan penghubung antara universitas di Indonesia dengan universitas di Inggris. Dalam pemaparannya, Farida juga menyampaikan selain pendidikan British Council juga mencakup bidang kebudayaan dan seni. Di akhir sesi pertama juga disampaikan bahwa British Council memberikan kesempatan pada universitas untuk menjadi partner dari BC, dimana BC menawarkan beberapa keuntungan sebagai partner, yang salah satunya dapat menjadi pusat resmi pendaftaran untuk test IELTS.
Pembicara kedua yaitu Alexandria Tjai menyampaikan cara untuk mempersiapkan diri menghadapi test IELTS atau biasa disebut IELTS Preparation. Dalam presentasinya disampaikan bahwa IELTS Prepaparation ini memiliki manfaat pada sisi mahasiswa (peserta) dan dosen pengajar. Manfaat yang di dapat oleh peserta untuk memahami apa saja yang perlu diketahui test tsb, dapat mengatur waktu saat test sehingga memberikan perasaan yang nyaman bagi peserta saat mengerjakan test. Sedangkan bagi dosen, IELTS preparation ini dapat membantu dosen untuk dapat mengerti cara mengajar dan bagaimana mengerjakan test IELTS kepada peserta.
Sesi terakhir diisi oleh Maria Ersandi yang menyampaikan 2 program hibah English Digital Innovation yang didukung oleh British Council. Program pertama yang ditawarkan adalah innovative English for academic purpose university of York, program ini merupakan pelatihan selama 4 minggu untuk para pengajar di Departemen Bahasa Inggris / Pusat Bahasa di Perguruan Tinggi Indonesia.
Program kedua adalah riset pemetaan pusat bahasa perguruan tinggi di Indonesia (mapping university language centres in Indonesia) yang diharapkan peserta program ini mendapatkan pemetaan dan pemahaman menyeluruh mengenai penyediaan Bahasa Inggris Akademik di Perguruan Tinggi Indonesia. (Ray)