Anak Agung Gde Harya Putra, Ketua harian Pengprov e-sport Indonesia (ESI) Bali. |
GATRADEWATA NEWS | BALI | Benah-benah ala cabang olahraga (cabor) e-sport Bali, ditemui di warung Batan Poh Renon, Anak Agung Gde Harya Putra selaku Ketua harian Pengurus provinsi (Pengprov) e-sport Indonesia (ESI) Bali. Dirinya mengatakan bahwa antusiasme rekan-rekan terhadap olahraga khusus gamer ini luar biasa. Cabor yang berdiri belum cukup lama ini (2020) sejatinya sudah lahir sebelum terwadahi oleh cabang olahraga naungan KONI.
"E-Sport sekarang sudah diakui oleh KONI yang merupakan salah satu cabor, kedepannya diharapkan memiliki dampak terhadap pembinaan gamer menjadi player dan atlet kedepannya, "terang Gung Harya, Kamis (10/02/2022).
Ia juga berharap e-sport ini kedepannya dapat mewakili masing-masing daerahnya (kota/kabupaten) dan bahkan Bali. Di e-sport sendiri ditambahkannya bahwa ada 2 faktor yang bisa diambil yakni secara online dan offline. Dalam upaya mendukung ekosistem pariwisata Bali (sport tourism), ada 2 faktor yang bisa diambil yakni secara online dan offline.
"Kami sedang menyusun e-sport tourism jadi kami bisa memperkenalkan objek-objek pariwisata yang ada di Bali ini, " ujarnya menjelaskan.
Ketika mengadakan turnamen secara offline, bila memungkinkan akan digiring wilayah-wilayah (venue) yang ada kepada dunia luar agar lebih mengenal lebih detail lagi soal daerah tujuan wisata di Bali ini. Ia juga berharap nantinya support-support dari sinergitas BUMN-BUMN yang ada bisa turut berkontribusi dalam pengembangan gamers itu sendiri dan sekaligus ikut mengangkat kembali citra pariwisata Bali kedepannya.
"Sebetulnya target kami adalah menyiapkan atlet-atlet untuk dapat berlaga di Nasional dan Internasional, "ungkapnya.
Ia juga mengatakan bahwa atlet asal e-sport Bali ada 2 pemain yang sedang bertanding di ajang FIFA World Cup Champion bulan ini (Februari 2022). Dua pemain e-sport Bagoes_dwiga dan Delinaketut yang sedang mewakili Indonesia ini tentu menjadi kebanggaan awal bagi e-sport Bali dan Bali secara umum.
Ditanya soal kendala yang dihadapi terutama di e-sport Bali, dirinya mengatakan masih banyak membutuhkan sarana dan prasarana yang lebih memadai, dikarenakan masih swadaya.
"Mereka sendiri-sendiri yang menyiapkan alatnya, "sebutnya.
Kebutuhan spek gadget untuk gamers memang terbilang cukup mahal, sarana dan prasarananya yang memang dibutuhkan baik itu TV layar lebar, sound System, konsol games, lokasi latihan bahkan handphone dengan spek games.
Tetapi tidak melulu tentang pembinaan gamers saja, keadaan ini juga dapat membawa roh baru dalam dunia lainya yakni, konten kreator, games kreator dan tentu itu dapat juga membantu umkm-umkm dalam mempromosikan barang dagangnya di media-media mereka.
Ia juga ingin mengedukasi kepada orang tua bahwa games itu tidak melulu tentang membuang waktu, tetapi ada nilai tambahnya yang begitu kompleks.
"Penghasilan seorang gamers itu bahkan mencapai perbulan bisa milyaran, itu tergantung kreatifitas mereka dalam mengolah kegemaran hobby mereka. Kita berusaha juga menjadi wadah yang dapat mengarahkan adik-adik milineal ini untuk memberikan hasil yang maksimal sekaligus menjadi atlet yang profesional mewakili daerah mereka, "pungkas Gung Harya yang juga hobby memelihara lele ini. (Ray)
Ia juga berharap e-sport ini kedepannya dapat mewakili masing-masing daerahnya (kota/kabupaten) dan bahkan Bali. Di e-sport sendiri ditambahkannya bahwa ada 2 faktor yang bisa diambil yakni secara online dan offline. Dalam upaya mendukung ekosistem pariwisata Bali (sport tourism), ada 2 faktor yang bisa diambil yakni secara online dan offline.
"Kami sedang menyusun e-sport tourism jadi kami bisa memperkenalkan objek-objek pariwisata yang ada di Bali ini, " ujarnya menjelaskan.
Ketika mengadakan turnamen secara offline, bila memungkinkan akan digiring wilayah-wilayah (venue) yang ada kepada dunia luar agar lebih mengenal lebih detail lagi soal daerah tujuan wisata di Bali ini. Ia juga berharap nantinya support-support dari sinergitas BUMN-BUMN yang ada bisa turut berkontribusi dalam pengembangan gamers itu sendiri dan sekaligus ikut mengangkat kembali citra pariwisata Bali kedepannya.
"Sebetulnya target kami adalah menyiapkan atlet-atlet untuk dapat berlaga di Nasional dan Internasional, "ungkapnya.
Ia juga mengatakan bahwa atlet asal e-sport Bali ada 2 pemain yang sedang bertanding di ajang FIFA World Cup Champion bulan ini (Februari 2022). Dua pemain e-sport Bagoes_dwiga dan Delinaketut yang sedang mewakili Indonesia ini tentu menjadi kebanggaan awal bagi e-sport Bali dan Bali secara umum.
Ditanya soal kendala yang dihadapi terutama di e-sport Bali, dirinya mengatakan masih banyak membutuhkan sarana dan prasarana yang lebih memadai, dikarenakan masih swadaya.
"Mereka sendiri-sendiri yang menyiapkan alatnya, "sebutnya.
Kebutuhan spek gadget untuk gamers memang terbilang cukup mahal, sarana dan prasarananya yang memang dibutuhkan baik itu TV layar lebar, sound System, konsol games, lokasi latihan bahkan handphone dengan spek games.
Tetapi tidak melulu tentang pembinaan gamers saja, keadaan ini juga dapat membawa roh baru dalam dunia lainya yakni, konten kreator, games kreator dan tentu itu dapat juga membantu umkm-umkm dalam mempromosikan barang dagangnya di media-media mereka.
Ia juga ingin mengedukasi kepada orang tua bahwa games itu tidak melulu tentang membuang waktu, tetapi ada nilai tambahnya yang begitu kompleks.
"Penghasilan seorang gamers itu bahkan mencapai perbulan bisa milyaran, itu tergantung kreatifitas mereka dalam mengolah kegemaran hobby mereka. Kita berusaha juga menjadi wadah yang dapat mengarahkan adik-adik milineal ini untuk memberikan hasil yang maksimal sekaligus menjadi atlet yang profesional mewakili daerah mereka, "pungkas Gung Harya yang juga hobby memelihara lele ini. (Ray)