Selasa, 22 Februari 2022

Bila Ngotot Eksekusi, Artinya Langgar Protokol Kesehatan

 


GATRADEWATA NEWS| BALI | Upaya paksa untuk menjalankan eksekusi ke-2 oleh Pengadilan Negeri (PN) Denpasar pada tanggal 23 Februari 2022 membuat semua orang geram yang mendengar beritanya. Ada upaya-upaya yang dapat ditempuh secara kekeluargaan terhadap sengketa yang diharapkan oleh ahli waris dalam menyelesaikan permasalahan yang dia hadapi.

Menemui I Ketut Putra Ismaya Jaya atau akrab disapa jro Bima, mengatakan bahwa ia akan berbuat hal itu karena sudah mengetahui kondisi yang sebenarnya terhadap cerita tanah tersebut. Mafia tanah dikatakan ikut bermain didalamnya, sampai-sampai 3 orang sudah meninggal dalam permasalahan tersebut.

"Rasa tergerak hati dan ingin peduli inilah yang membuat saya tergerak untuk mendatangi eksekusi tanggal 23 (Februari), semoga sebelum tanggal itu dapat menempuh jalan mediasi, "jelasnya Senin (21/02/2022), di kediamannya.

Dukungan ini bukan saja dari Keris Bali tetapi orang-orang yang ikut peduli terhadap kondisi Bali inilah ikut bergerak menjaga tanah Bali. Ia juga mengakui tidak tahu apa yang akan terjadi di tempat eksekusi bila ini dipaksakan.

"Bisa ratusan simpatisan yang datang, bisa ribuan orang akan ada dilokasi saya tidak tahu, semua itu kehendak semesta. Apalagi Bali dalam kondisi PPKM level 3 dan melanggar peraturan Gubernur, "tekan Ismaya.

Bila ini diteruskan tentu akan ada pelanggaran yang dilakukan, siapa yang melakukan adalah orang yang mengijinkan terlaksananya eksekusi tersebut.

"Ada apa ini kenapa PN Denpasar sangat ngotot ingin melakukan eksekusi, "sergahnya.

Ia juga bercerita tentang dirinya pernah ikut dalam sebuah eksekusi di wilayah Lombok, yang jadwalnya 2 tahun lamanya dirinya dikatakan menunggu. Ini seharunya tidak perlu dipaksakan karena situasi dan kondiri seperti ini.

"Pemenang lelang seharusnya punya hati dan tidak enak makan mendengar perlakuan yang dihadapi oleh ahli waris. Ini ada keserakahan, kesegajaan, ada ketidakmautahuan untuk memakan hati rakyat kecil, Tuhan dan para dewa bisa marah bila melihat yang dilakukan ini, " ungkapnya.

Banyak orang yang siap turun untuk mengawal proses eksekusi ini, ada pemangku-pemangku ikut juga. Ia berharap pejabat dan pemangku kebijakan bisa melihat hal ini lebih dalam lagi, "agar saudara nyama Hindu Bali saya bisa, saya tidak mungkin tidak turun karena janji saya adalah menyama tanpa batas, menyama tanpa identitas dan menjaga tanah Bali, apa artinya slogan itu bila tidak saya lakukan, "pungkasnya. (Ray)

Lecehkan Media Grassroot, Wilson Lalengke Laporkan Kapolres Pringsewu ke Divisi Propam Polri

  Jakarta – Kapolres Pringsewu, AKPB Yunus Saputra, kembali berulah. Setelah beberapa waktu lalu dia dikecam keras karena melarang kepala s...