Rabu, 22 Desember 2021

Sriawan, Pindahkan pedagang Wangaya, ajak masyarakat Men.go.si

 

I Ketut Sriawan, SE., Kepala Dinas Perhubungan Kota Denpasar 

GATRADEWATA NEWS | DENPASAR | Wacana yang diinformasikan oleh Kepala dinas (Kadis) Perhubungan Kota Denpasar, yang akan merapikan terminal Wangaya dari para pedagang tumpah yang berjualan di wilayah terminal Wangaya akan segera dilakukan, ini mengingat tentang penertiban aset masing-masing instansi agar bisa tepat guna.




I Ketut Sriawan, SE., selaku Kepala Dinas Perhubungan Kota Denpasar mengatakan bahwa pasar tumpah yang ada di wilayah terminal Wangaya itu adalah sementara. Penataan jalan Gajah Mada yang menjadi heritage site (situs warisan) itulah yang menyebabkan para pedagang diberikan tempat sementara di wilayah terminal Wangaya.

"Namun seiring tugas pokok kami di dinas perhubungan, kami mempunyai program membangun transportasi yang berkelanjutan smart city kota Denpasar, tugas perhubungan kan smart mobility, "ujar Sriawan, Selasa (21/12/2021), di Kantor Perhubungan Kota Denpasar.

 
  



Dalam membangun tranportasi ini dirinya mengaku akan membangun melalui 3 aspek utama yakni, 1. Aspek ekonomi melalui pergerakan barang dan jasa, arus lalu lintas berjalan baik, 2. Aspek Kesetaraan, siapapun orang yang datang ke kota Denpasar kedepannya mudah melakukan pergerakannya di Kota Denpasar, tanpa harus memiliki kendaraan pribadi, 3. Aspek hubungan dengan lingkungan, angkutan ini akan terintegrasi dengan moda-moda transportasi yang lainnya, ini mengurangi polusi yang ada di Kota Denpasar, bahkan penitipan sepeda untuk mencapai tempat keberangkatan kendaraan umum.

"Tentang terminal Wangaya yang merupakan aset di lingkungan perhubungan (± 20 are) yang akan di tata, jangan sampai BPK daerah marah terhadap dinas perhubungan yang tidak dapat memanfaatkan dengan baik, "jelasnya.

Inilah yang harus dihargai oleh para pedagang tumpah yang ada di terminal Wangaya, dan yang menjadi kekhawatirannya adalah terjadinya penyalahgunaan aset, tentu ini dapat menjadi penemuan dari BPK yang dapat dikatakan kesalahan dalam administrasi pengelolaan aset.

"Tentu kita tidak inginkan para pedagang mendapatkan kesalahan hukum disana bila kita biarkan, "tekannya.

Ia juga menjelaskan bahwa para pedagang yang berjumlah 113 pedagang dan 16 - 19 pedagang bermobil akan direlokasi ke wilayah pasar Cokro (ex tiara grosir), ini tentu adalah tahap awal yang kedepannya tentu akan ada regulasi baru yang akan dibahas dan diselesaikan untuk menemukan titik terbaik.

"Di terminal Wangaya sekarang masih ada isuzu merah itu melayani Plaga-Denpasar, mungkin kita akan buatkan untuk parkir kendaraan pribadi yang nanti mereka akan bisa naik bis dari sana menuju bandara atau matahari terbit, tentu harus diikuti dengan perangkat OPD (Organisasi Perangkat Daerah) yang lainnya, "ujarnya menjelaskan.

Ditanya soal pungutan 
yang dilakukan selama ini di terminal Wangaya kepada para pedagang, ia menyampaikan bahwa keadaan para pedagang awalnya diperuntukan untuk fasilitas para supir dan penumpang, saat ini tidak sinkron fungsi dan keperuntukannya.

"Sehingga ini melanggar aturan, yang dulunya untuk tempat makan dan kopi sekarang untuk dagang bunga, ini tidak nyambung sebagai fasilitas penunjang akomodasi publik, inilah yang hendak kami sinkronkan, "pungkasnya, yang mengatakan mengajak masyarakat untuk Men.go.si (Menyame braya, gotong-royong, Kolaborasi) dalam membangun kota Denpasar. (Ray)

Lecehkan Media Grassroot, Wilson Lalengke Laporkan Kapolres Pringsewu ke Divisi Propam Polri

  Jakarta – Kapolres Pringsewu, AKPB Yunus Saputra, kembali berulah. Setelah beberapa waktu lalu dia dikecam keras karena melarang kepala s...