Ismaya Jaya (Ketua Kesatria Keris Bali) kiri dan Gus Yadi (Ketua Garuda Patriot Nusantara) |
Ditemui di kediaman I Ketut Putra Ismaya Jaya (Jro Bima), yakni seorang tokoh pemerhati Bali terutama sisi menjaga Bali dari rong-rongan bermacam permasalahan kepentingan yang ada di Bali. Ia mengungkapkan visi misi dari Yayasan Kesatria Keris Bali yang dipimpinnya memang tertuang didalamnya mengenai hal tersebut.
"Memang di visi misi Yayasan Kesatria Keris Bali memang tertuang untuk menjaga tanah Bali, tanah warisan para leluhur, "sebutnya dalam wawancara santai dikediamannya di Denpasar, Minggu (05/12/2021).
"Memang di visi misi Yayasan Kesatria Keris Bali memang tertuang untuk menjaga tanah Bali, tanah warisan para leluhur, "sebutnya dalam wawancara santai dikediamannya di Denpasar, Minggu (05/12/2021).
Ia menegaskan bahwa kehadirannya pada demo AMP di Renon dirinya memiliki keinginan untuk memediasi mereka, pengalamannya dalam bernegosiasi pada posisi genting atau berkonflik sudah sering ia lakukan. "Pertanyaan yang saya ingin ajukan adalah mengapa mereka selalu melakukan demo ini di tanah Bali kami ini, dari kegiatan mereka saya sering dengar tentang kemerdekaan Papua, ini yang tidak bisa kita terima, "tekannya.
Ia juga menjelaskan bahwa tidak mau juga membatasi orang bersuara bila itu untuk mencari sebuah keadilan, diskriminasi dan kemanusiaan. Tetapi karena keterlambatan dan suasana sudah ricuh dan ramai salah satu anggotanya yang sudah lebih dulu ada di lokasi ikut terluka dalam kejadian itu.
"Kami datang terlambat, karena kami pikir jam 10.00 Wita mereka berkumpul. Anggota kita yang lebih dulu malah sudah ada yang korban, "sesalnya, yang dapat membuat hubungan Bali dan Papua menjadi renggang.
Keris sebutan akrabnya juga menjelaskan sisi kedekatan budaya Bali yang menggunakan burung cendrawasih yang biasa mengiringi prosesi kematian (Ngaben) pada budaya Bali. "Leluhur kita dulu bisa dipastikan memiliki hubungan erat dengan tanah Papua karena hadirnya burung Cendrawasih untuk membuka jalan atau penghormatan terakhir pada upacara ngaben di Bali, hubungan mulia inilah yang harus kita jaga bersama,"ungkap Ismaya.
Ia juga menyesalkan persiapan yang digunakan sebagai alat peraga demo AMP malah membawa panah, batu, kayu yang besar. Kondisi ini dapat memperparah persepsi dari masyarakat Bali dalam melihat kelompok Papua di Bali, ia juga menyebutkan kebanggaannya terhadap tanah Papua yang begitu indah dan kekayaan alam yang berlimpah untuk Indonesia, janganglah sampai ada keinginan untuk memisahkan diri.
Ditanya soal ormas Garuda Patriot Nusantara (GPN) yang terlibat dalam acara demo kemarin, meneriakan bahasa keras dan diduga mengandung provokatif terhadap acara tersebut, Keris menanggapi dingin. "Mohon maaf, Saya ingatkan kepada Gus Yadi (pimpinan GPN) untuk tidak menggunakan kata-kata keras yang memancing mereka (AMP) untuk melawan balik. Jagalah dengan baik bila ingin menjaga, tetapi jangan menjadi pengacau, menghina dan mencacikan orang, "sebut Keris mengingatkan.
Bila terjadi kekisruhan Keris menggungkapkan kekhawatirannya akan berimbas pada kedamaian Pulau Bali nantinya. Ia juga mengatakan bahwa akan memantau terus pergerakan GPN pimpinan Gus Yadi, "saya akan bangga dan hargai bila benar dirimu menjaga tanah Bali, tetapi bila ada maksud-maksud tertentu saya akan memohon kepada Ida Bethara - Bethari untuk bisa membuka maksud dan tujuanmu (kedok/topeng), "ujar Ismaya.
Tentu kekhawatiran Ismaya terhadap gerakan yang bisa mengakibatkan benturan ini akan berdampak yang sangat luas nantinya. Ismaya menolak untuk perlakuan yang dapat mengakibatkan benturan dengan etnis lain, lebih baik mengedepankan dialog.
"Jagalah tanah Bali sepenuh hati, jangan pancing dengan suara keras juga, memang AMP juga keras bersuara tetapi jagalah itu dengan hati nurani dengan berdialog, undang mereka, "ucapnya.
Ismaya bukannya tidak berdasar mengatakan itu, dialog yang ia lakukan terhadap tokoh-tokoh selama ini juga sering dilakukannya, contohnya dengan AWK pada waktu yang lalu, dialoglah menjadi opsi dari Ismaya Jaya ini.
"Tanpa dialog permasalahan tidak akan selesai, dulu waktu saya di ormas Laskar Bali dan perselisihan dengan ormas lainnya dapat saya selesaikan dengan mengambil jalan berdialog, terus dan terus, akhirnya mereka berdamai, "pungkasnya mengakhiri.
Ia juga menjelaskan bahwa tidak mau juga membatasi orang bersuara bila itu untuk mencari sebuah keadilan, diskriminasi dan kemanusiaan. Tetapi karena keterlambatan dan suasana sudah ricuh dan ramai salah satu anggotanya yang sudah lebih dulu ada di lokasi ikut terluka dalam kejadian itu.
"Kami datang terlambat, karena kami pikir jam 10.00 Wita mereka berkumpul. Anggota kita yang lebih dulu malah sudah ada yang korban, "sesalnya, yang dapat membuat hubungan Bali dan Papua menjadi renggang.
Keris sebutan akrabnya juga menjelaskan sisi kedekatan budaya Bali yang menggunakan burung cendrawasih yang biasa mengiringi prosesi kematian (Ngaben) pada budaya Bali. "Leluhur kita dulu bisa dipastikan memiliki hubungan erat dengan tanah Papua karena hadirnya burung Cendrawasih untuk membuka jalan atau penghormatan terakhir pada upacara ngaben di Bali, hubungan mulia inilah yang harus kita jaga bersama,"ungkap Ismaya.
Ia juga menyesalkan persiapan yang digunakan sebagai alat peraga demo AMP malah membawa panah, batu, kayu yang besar. Kondisi ini dapat memperparah persepsi dari masyarakat Bali dalam melihat kelompok Papua di Bali, ia juga menyebutkan kebanggaannya terhadap tanah Papua yang begitu indah dan kekayaan alam yang berlimpah untuk Indonesia, janganglah sampai ada keinginan untuk memisahkan diri.
Ditanya soal ormas Garuda Patriot Nusantara (GPN) yang terlibat dalam acara demo kemarin, meneriakan bahasa keras dan diduga mengandung provokatif terhadap acara tersebut, Keris menanggapi dingin. "Mohon maaf, Saya ingatkan kepada Gus Yadi (pimpinan GPN) untuk tidak menggunakan kata-kata keras yang memancing mereka (AMP) untuk melawan balik. Jagalah dengan baik bila ingin menjaga, tetapi jangan menjadi pengacau, menghina dan mencacikan orang, "sebut Keris mengingatkan.
Bila terjadi kekisruhan Keris menggungkapkan kekhawatirannya akan berimbas pada kedamaian Pulau Bali nantinya. Ia juga mengatakan bahwa akan memantau terus pergerakan GPN pimpinan Gus Yadi, "saya akan bangga dan hargai bila benar dirimu menjaga tanah Bali, tetapi bila ada maksud-maksud tertentu saya akan memohon kepada Ida Bethara - Bethari untuk bisa membuka maksud dan tujuanmu (kedok/topeng), "ujar Ismaya.
Tentu kekhawatiran Ismaya terhadap gerakan yang bisa mengakibatkan benturan ini akan berdampak yang sangat luas nantinya. Ismaya menolak untuk perlakuan yang dapat mengakibatkan benturan dengan etnis lain, lebih baik mengedepankan dialog.
"Jagalah tanah Bali sepenuh hati, jangan pancing dengan suara keras juga, memang AMP juga keras bersuara tetapi jagalah itu dengan hati nurani dengan berdialog, undang mereka, "ucapnya.
Ismaya bukannya tidak berdasar mengatakan itu, dialog yang ia lakukan terhadap tokoh-tokoh selama ini juga sering dilakukannya, contohnya dengan AWK pada waktu yang lalu, dialoglah menjadi opsi dari Ismaya Jaya ini.
"Tanpa dialog permasalahan tidak akan selesai, dulu waktu saya di ormas Laskar Bali dan perselisihan dengan ormas lainnya dapat saya selesaikan dengan mengambil jalan berdialog, terus dan terus, akhirnya mereka berdamai, "pungkasnya mengakhiri.
Dihubungi melalui pesan elektronik Gus Yadi selaku Ketua PGN mengaku heran mengapa awalnya Ismaya berapi-api kemudian berubah drastis begitu, "tapi silahkan Ismaya memiliki pendapat seperti itu dan itu hak dari Ismaya sendiri, "sebutnya, Selasa (07/12/2021).
Baginya dalam sambungan pesannya masalah NKRI sudah final, papua bagian dari NKRI. Ia menekankan juga tidak ada lagi diskusi tentang wilayah Indonesia atau provinsi termuda lagi, dan Gus Yadi menginginkan Ismaya memahami sejarah atau belajar dulu pasal 28 ayat 1 dan 2, dan pasal 30 UUD 1945.
"Perlu dicatat, aksi Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) adalah gerakan pemberontakan terhadap NKRI, "tulisnya menggunakan hurup kapital.
"Menarik sekali ucapannya Ismaya mengenai aksi AMP dengan pertumbuhan ekonomi bali, ini tidak ada hubungannya antara aksi AMP dengan pertumbuhan ekonomi Bali, dan tolong jangan dikait-kaitkan pertumbuhan ekonomi dengan gerakan aksi separatis papua, "ungkapnya.
Ia juga menambahkan catatannya pertanyaannya kepada pemerintah, TNI dan Polri,
1. Bagaimana kalau Bali, Jawa, Sumatra dan yang lainnya melakukan aksi minta referendum?
2. Kalau gerakan propaganda OPM dianggap biasa-biasa saja mengapa harus menyiapkan pasukan organik untuk operasi ke papua?
3. Apakah masalah papua adalah konsumsi para politikus untuk mencapai kekuasaannya? (Ray)