Vidi Simanjuntak mewakili Pewarna Indonesia wilayah Bali, memberikan penghargaan |
GATRADEWATA NEWS | DENPASAR | Pemberitaan Media sejatinya tidak bisa dipisahkan daripada kehidupan berbangsa dan bernegara, perannya sangat penting dalam mengabarkan kebaikan dan kebenaran, tetapi tidak menutup kemungkinan bisa juga menjadi biang kekacauan bila dilandasi oleh pemberitaan yang menyesatkan dan tidak benar alias hoax.
Dalam acaranya tadi malam, Persatuan Wartawan Nasrani (Pewarna) Indonesia mengibarkan warna tersendiri, warna yang berbeda untuk satu tujuan, pesan ini disampaikan langsung oleh Yusuf Mujiono selaku ketua umum DPP Pewarna Indonesia, dalam sambutannya di acara Pemberian Apresiasi dan Penghargaan kepada Figur & Lembaga yang berjasa terhadap kelompok Nasrani dalam bingkai kebhinekaan, Rabu (24/11/2021) di gedung Natya Mandala ISI Denpasar.
Acara Apresiasi Pewarna Indonesia 2021 juga dihadiri segenap tokoh lintas agama seperti Prof Dr KH. Nasaruddin Umar, M.A. (figur penjaga keberagaman), H. Ganjar Pranowo, S.H. M.I.P. (figur birokrat toleran), Dr. Stefanus Roy Rening S.H., M.H. (figur bidang hukum), Hillary Brigitta Lasut, S.H., LL.M. (figur Muda Yang Menginspirasi), Daniel Alexander (figur bidang pendidikan), Junico Bisuk Partahi Siahaan, S.E., (figur bidang politik), Pdt. Shirley F.A. Purinussa Siagian, Johanes Herman Gondowijoyo (Figur Bidang Media), Yayasan Pemulihan Kasih Bangsa (Lembaga Misi Paling Berperan), Pdt. Lukas Eko Sukoco M.Th (Figur Budaya).
Sahabat Pewarna Indonesia, Prof. Dr. I Wayan Adnyana, S Sn. M.Sn | Pdt. Jason Balompapueng, MBA, Pdt. Dr. A Shephard Supit, Sam L Tobing, SH, MA, M.Th Jimmy Charles Kaweingian, SE AK.
Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A., yang juga merupakan Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta, menyampaikan bahwa, Kita semua ini manusia yang humanis, walaupun tidak ada nabi besar yang lahir di Indonesia. Ia juga menyebutkan rasa bangganya lahir di Indonesia.
"Bila kita mendasarkan diri kepada kemanusiaan, disana tidak ada warna, disana ada toleransi, rasa memiliki bersama, "ucapnya.
Masyarakat maritim yang terbiasa saling mengisi dan berbagi, memiliki wilayah air tawar, air laut, api yang digunakan bersama-sama tanpa boleh ada klaim, ini menunjukan bahwa masyarakat Indonesia menjaga harkat dan keadilan yang begitu akrab.
Hal yang sama juga dilontarkan oleh anggota DPR RI, Junico Bisuk Partahi Siahaan (Nico Siahaan) yang dulu terkenal sebagai presenter TV kondang. "Undang-undang yang dibuat oleh DPR selaku lembaga legislatif haruslah Undang-undang yang berlaku untuk semua masyarakat Indonesia, tidak melihat perbedaan gender yang laki-laki lebih daripada yang perempuan atau sebaliknya, "ujarnya di akhir acara dalam wawancara singkat.
Ia juga menambahkan bahwa semangat dari teman-teman Pewarna ini luar biasa dalam bingkai kebhinekaan, walaupun namanya ada Nasraninya tetapi acara yang dibawa dari awal sampai akhir adalah tentang kebhinekaan (keragaman).
"Saya hadir disini memang sengaja untuk mengapresiasi dari Pewarna Indonesia dengan konsep kebhinekaannya, walau dilabeli wartawan Nasrani tetapi misinya adalah menyebarkan kebhinekaan, "pungkasnya. (Ray)
Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A., yang juga merupakan Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta, menyampaikan bahwa, Kita semua ini manusia yang humanis, walaupun tidak ada nabi besar yang lahir di Indonesia. Ia juga menyebutkan rasa bangganya lahir di Indonesia.
"Bila kita mendasarkan diri kepada kemanusiaan, disana tidak ada warna, disana ada toleransi, rasa memiliki bersama, "ucapnya.
Masyarakat maritim yang terbiasa saling mengisi dan berbagi, memiliki wilayah air tawar, air laut, api yang digunakan bersama-sama tanpa boleh ada klaim, ini menunjukan bahwa masyarakat Indonesia menjaga harkat dan keadilan yang begitu akrab.
Hal yang sama juga dilontarkan oleh anggota DPR RI, Junico Bisuk Partahi Siahaan (Nico Siahaan) yang dulu terkenal sebagai presenter TV kondang. "Undang-undang yang dibuat oleh DPR selaku lembaga legislatif haruslah Undang-undang yang berlaku untuk semua masyarakat Indonesia, tidak melihat perbedaan gender yang laki-laki lebih daripada yang perempuan atau sebaliknya, "ujarnya di akhir acara dalam wawancara singkat.
Ia juga menambahkan bahwa semangat dari teman-teman Pewarna ini luar biasa dalam bingkai kebhinekaan, walaupun namanya ada Nasraninya tetapi acara yang dibawa dari awal sampai akhir adalah tentang kebhinekaan (keragaman).
"Saya hadir disini memang sengaja untuk mengapresiasi dari Pewarna Indonesia dengan konsep kebhinekaannya, walau dilabeli wartawan Nasrani tetapi misinya adalah menyebarkan kebhinekaan, "pungkasnya. (Ray)