Selasa, 02 November 2021

Curiga penyelewengan, Agung Bagus minta Audit Keuangan SMA PGRI 2 Denpasar

 

Anak Agung Ngurah Bagus Agung, S.T., selaku Putra dari Drs. I Gusti Made Djawi selaku pendiri

GATRADEWATA NEWS | DENPASAR | Isu miring tentang kisruh yang terjadi di SMA PGRI 2 Denpasar, mendapat tanggapan yang serius dari putra pendiri sekolah tersebut. Isu tentang upaya perebutan aset yang terjadi sebenarnya dijelaskan langsung oleh Anak Agung Ngurah Bagus Agung, S.T., selaku Putra dari Drs. I Gusti Made Djawi selaku pendiri, pemilik dan pembina SMA PGRI 2 Denpasar.




"Persoalan SMA PGRI 2 Denpasar sejak didirikan oleh bapak (Made Djawi) tahun 1983 tidak pernah ada masalah, kemudian yang menjadi masalah adalah penunjukan kepala sekolah langsung oleh Yayasan, terjadi kesalahan dari sisi manajemen, "jelas Agung Bagus yang pernah mengharumkan nama bangsa di SEA Games 1991 Manila yang lalu.

Ia menuturkan sangat kecewa terhadap kepemimpinan SMA PGRI 2 Denpasar yang sekarang, karena pendiri tidak pernah berpikiran kotor menjadikan sekolah menjadi lahan bisnis yang sampai menghabiskan uang sekolah, "bapak hanya fokus mendidik, "ungkapnya Senin (01/11/2021), di Denpasar.

Persiapkan laporan kepolisian untuk meminta pertanggungjawaban pihak sekolah

Pengelolaan uang yang dihasilkan oleh sekolah selama ini dirasa tidak benar dan transparan, kondisi inilah yang menjadi awal dari turun gunungnya A.A Ngurah Bagus Agung ke sekolah, untuk membenahi sistem yang selama ini diduga tidak mendukung cita-cita luhur sang bapak selaku pendiri.

"Dari tahun 2010 kepala sekolah yang ditunjuk langsung sebagai plt oleh yayasan PGRI itu juga menyalahi AD/ART PGRI pusat, karena menjabat di 2 jabatan di 2 tempat sekaligus, sebagai kepala sekolah PGRI 2 Denpasar dan ketua PGRI provinsi Bali, ini sudah melanggar aturannya sendiri, " terangnya kepada awak media.

Agung Bagus juga menerangkan bahwa kondisi ini tentu tidak elok bahkan terkesan dapat mempermainkan keuangan dari SMA PGRI 2 Denpasar. Kepala Sekolah I Komang Arta Saputra, S.Pd., M.Pd., yang dimintai pertanggungjawaban soal keuangan sekolah dikatakannya sudah dilaporkan kepada yayasan.

"Ini menjadi tidak baik, tidak adanya saling kontrol dalam manajemen keuangan SMA PGRI 2 Denpasar, padahal yang diminta oleh pendiri I Gusti Made Djawi dan Jigra (almarhum) lewat anaknya hanyalah laporan yang transparan terhadap pengelolaan keuangan di SMA PGRI 2 Denpasar oleh kepala sekolah Arta Saputra, "tekannya.

I Gusti Made Djawi dan Jigra (alm) yang merupakan pendiri dari Sekolah tersebut, mendirikan sekolah ini dengan menggunakan payung hukum dari Yayasan PGRI Bali dengan bukti telah membayar royalti sebesar 12,5% dan sudah berjalan sejak 1983.

"12,5% disetorkan ke yayasan, lalu sisanya 87,5% dianggap milik yayasan, begitu kita tanyakan bukti-buktinya, yayasan tidak bisa membuktikan kepemilikan dari sekolah ini, bentuk seperti ini diduga adalah permainan mereka untuk menghabiskan uang sekolah, " ungkap Agung Bagus seorang atlit karateka yang pernah menjadi juara 2 nasional ini.

Ia juga menunjukan bukti penelantaran terhadap prestasi SMA PGRI 2 Denpasar, dengan penerimaan murid total saat ayahnya menjabat sebagai kepala sekolah 1.200 orang tetapi sekarang hanya ratusan saja, disini tentu kemerosotan pandangan masyarakat terhadap SMA PGRI 2 Denpasar.

"Secara kepemilikan sertifikat tanah sudah jelas milik I Gusti Made Djawi selaku pendiri, yayasan hanya mengakui dan tidak bisa menunjukan bukti-bukti kepemilikannya, "pungkasnya.

Ia juga menjelaskan rincian perkiraan murid yang sudah membayar uang gedung sekitar 400 murid (sebelum covid-19) dikalikan dengan Rp.1.500.000,- total Rp. 600.000.000 setahun dan kali 10 tahun menjadi 6 miliar. Bila dilirik dari pembangunan sekolah tidak ada pembangunan yang signifikan yang dilakukan oleh kepala sekolah yang saat ini menjabat.

"Apa yang sudah dilakukan oleh mereka terhadap sekolah, segalanya masih terlihat tidak ada yang dibangun menggunakan dana pembangunan sekolah secara sebenarnya, sepertinya pelaporan yang ditunjukan tidak detail hanya garis besar, apalagi di cross check dengan kwitansi-kwitansi yang ada, terkesan fiktif bagi saya, "tutupnya yang juga ingin mengaudit keuangan dari pihak sekolah.

Sebelumnya Kepala Sekolah I Komang Arta Saputra yang berusaha ditemui di sekolah menolak untuk berkomentar dengan alasan sudah banyak memberikan keterangan kepada wartawan, Jumat (08/10/2021), di halaman SMA PGRI 2 Denpasar. (Ray)

Lecehkan Media Grassroot, Wilson Lalengke Laporkan Kapolres Pringsewu ke Divisi Propam Polri

  Jakarta – Kapolres Pringsewu, AKPB Yunus Saputra, kembali berulah. Setelah beberapa waktu lalu dia dikecam keras karena melarang kepala s...