Selasa, 12 Oktober 2021

Sudiartana, hobby makan udang jadi potensi usaha mikro

 

Wayan Sudiartana, Budidaya Udang di Pering, Blahbatuh, Gianyar

GATRADEWATA NEWS | GIANYAR | Menyambangi kediamanan dari tokoh masyarakat kabupaten Gianyar,  I Wayan Sudiartana, S.H., selaku Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Komisi II Bidang perekonomian dan Pembangunan, Kabupaten Gianyar ini mengungkapkan terpuruknya ekonomi masyarakat akibat pandemi Covid-19 yang masih berkepanjangan ini.




Ia juga berharap semoga turunnya level Bali menjadi level 3 dan akan dibukanya bandara Ngurah Rai International Bali, Bali terutama Gianyar bisa kembali berangsur-angsur pulih. Ekonomi yang macet dan tersendat-sendat saat pandemi ini dikatakannya UMKM masih bisa bertahan.

" UMKM seperti warung-warung kecil, rumah tangga yang bertahan di masa pandemi ini banyak yang membuka jajanan kecil di depan rumahnya, daluman (minuman khas daerah), jajanan Bali banyak saya lihat di area Gianyar sini, "ungkap Sudiartana yang merupakan anggota fraksi PDI Perjuangan.

Bantuan yang diberikan pemerintah untuk UMKM inilah yang dimanfaatkan bagi sebagian orang untuk berusaha terutama dagang makanan dan minuman di sekitar wilayahnya tinggal. 

"Justru saat sekarang ini (pandemi Covid-19) makanan yang merupakan ciri khas keluarga bisa keluar dijajakan kepada masyarakat, itu diburu oleh masyarakat sekarang, mereka kumpul-kumpul makan, lalu duduk bersama. Disini malah gurami panggang, udang panggang disajikan sambing nongkrong bersama kelompok kecil, "ungkapnya.

Ia juga bercerita tentang makanan favoritnya yakni masakan yang berbau udang, " Saya suka masakan Udang, kita tau itu kolesterol tinggi, otomatis makan udangnya saya stop, "tawanya, Senin (11/10/2021).

Makanan yang didapatnya ini ia ceritakan adalah hasil dari ternaknya sendiri, ambil 1 kg, kasih bumbu dan masak sederhana saja sudah sangat enak menggugah selera. 

Ditanya soal peternakan yang merupakan tupoksinya sebagai anggota dewan komisi II, ia berujar bahwa banyak masyarakat beternak babi, karena harga yang tinggi saat ini. "Usaha rumah tangga sekarang ini banyak yang memelihara babi, 2 ekor, 3 ekor sampai 4 ekor ada itu. Saya juga ada kolam di wilayah Pering, disekitar sana banyak masyarakat budidaya gurami, nila dan udang bahkan, "jelasnya.

Kendala dari budidaya tersebut bukannya tidak ada, ia sebutkan dulu sampai puluhan hektar saat ini hanya kisaran 4 hektar saja. Kendala yang disebutkannya adalah pangan yang melambung naik, kualitas bibit yang menopang hasil panen.

"Nila 4 bulan sudah panen, kalo gurami sampai 10 bulan lebih, ikan gurami harganya masih bersaing kisaran 40 ribu - 45 ribu perkilo gramnya, sedangkan ikan nila itu 25 ribu - 30 ribu perkilo, " ujar Sudiartana. (Ray)

Lecehkan Media Grassroot, Wilson Lalengke Laporkan Kapolres Pringsewu ke Divisi Propam Polri

  Jakarta – Kapolres Pringsewu, AKPB Yunus Saputra, kembali berulah. Setelah beberapa waktu lalu dia dikecam keras karena melarang kepala s...