Sabtu, 23 Oktober 2021

Pameran bhineka rupa Ubud, dosen fotografi ISI Denpasar angkat konsep kehidupan duniawi

 


GATRADEWATA NEWS | DENPASAR | Pada saat digelar pameran Bhineka Rupa yang dipamerkan di Art Space Penestanan, Ubud. Salah satu dosen fotografi di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar I Made Saryana SSN, MNS justru lebih memilih konsep Moksatram Jagathita Ya Ca ITI Dharma Dalam Fotografi Ekspresinya. 

"Dipilihnya kosep ini berawal dari membaca sebuah artikel elektronik (Babe) tentang Catur Marga yakni dalam ajaran Agama Hindu adalah sebuah jalan menuju Moksha yang kala itu tulisan tersebut yang sempat dibaca merupakan tulisan dari Prof. Dr. I Wayan Suka Yasa. 

"Dimana sosok beliau kala itu juga sangat mengekspresikan sekali karya fotografi yang kemudian dijadikan dalam bentuk artikel elektronik dan buku jurnal," kata Saryana, Sabtu (23/10) di Denpasar. 

Selanjutnya, Saryana juga menyampaikan kalau hasil karya yang ditampilan dalam pameran Bhineka Rupa ini juga memilik makna dan arti yang cukup mendalam seperti yang di alami seluruh manusia saat ini.

"Tujuan hidup manusia yang dimaksud adalah bisa menemukan kedamaian, kebahagian dan kesejahteran baik di dunia maupun di akhirat nantinya," ucapnya. 

Sembari menjelaskan kalau dalam pencapaian moksha sendiri yang dibutuhkan adalah keseimbangan antara jasmani dan rohani atau bisa dari pencapai kesimbangan antara sekala dan niskala. 

Kemudian untuk bisa mencapainya adalah dengan Catur Purusa Artha yang sudah tertuang dalam ajaran agama Hindu, yakni harus bisa memenuhi empat dasar tujuan hidup diantaranya Dharma, Artha, Kama dan Moksa. 

"Dari disinilah mampu menuangkan sebuah hasil karya tentang kehidupan manusia yang kini dilakoni di zaman modern yang dituangkan dalam sebuah kanvas hasil karya seorang fotografi di era digitalisasi," jelasnya. 

Ditambahkan, semoga dari hasil Penelitian dan Penciptaan Seni (P2S) yang dipamerkan ini bisa sepenuhnya memberikan gambaran di masyarakat tentang bagaimana caranya kita agar bisa menemukan moksha dalam diri di zaman sekarang. 

Caranya harus mampu bisa menyeimbangkan antara kebutuhan jasmani dan rohani. Semoga apa yang menjadi hasil karya yang dipamerkan ini mampu memberikan cerminan dan nilai positif yang nantinya bisa dimengerti dan dipahami oleh seluruh masyarakat," tambahnya. (Bdi)

Lecehkan Media Grassroot, Wilson Lalengke Laporkan Kapolres Pringsewu ke Divisi Propam Polri

  Jakarta – Kapolres Pringsewu, AKPB Yunus Saputra, kembali berulah. Setelah beberapa waktu lalu dia dikecam keras karena melarang kepala s...