dr. Ni Made Adi Swapatni, Kadis Kesehatan Kabupaten Klungkung |
GATRADEWATA NEWS | KLUNGKUNG | Terkait kesiapan kabupaten Klungkung untuk menyambut pariwisata, dr. Ni Made Adi Swapatni selaku kepala dinas (Kadis) Kesehatan menerangkan bahwa, intruksi ini sudah diutarakan oleh ketua Satgas Kabupaten Klungkung Nyoman Suwirta selaku Bupati Klungkung.
Swapatni mengatakan bahwa Bupati sudah memberikan petunjuk untuk melaksanakan tugas sesuai tupoksinya (tugas pokok dan fungsi) pada masing-masing bidang. Dibidang kesehatan aplikasi peduli lindungi yang tersedia di aplikasi playstore (android) wajib ada dan diaplikasikan di gedung keramaian, seperti mall, dan pusat pemerintahan.
Klik untuk link peduli lindungi (android)
"Selain itu untuk penerapan protokol kesehatan (prokes) tetap wajib dilakukan, seperti mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, "ujar Swapatni, Jumat (15/10/2021).
Upaya tracking (pelacakan), tracing (penelusuran) dan testing (pengujian) dalam mendeteksi sebaran kasus Covid-19, Swapatni juga menjelaskan bahwa ini merupakan strategi yang dilakukan pada kelompok-kelompok dimasyarakat, selain menerapkan percepatan vaksinasi.
"Dengan percepatan dalam penerapan vaksinasi ini diharapkan masyarakat cepat sadar karena pentingnya untuk di vaksinasi. Cakupan kita sudah 96% lebih untuk kabupaten Klungkung, "jelasnya.
Walau sudah 96% upaya dari dinas kesehatan akan tetap mengejar masyarakat untuk divaksinasi dengan cara door to door (mendatangi satu persatu), yang pada awalnya belum tervaksinasi tahap 1 maupun 2, dengan alasan masih sakit, atau takut, dengan mengikutsertakan polres Klungkung.
"Untuk yang terdampak covid-19 dimasyarakat kita sudah turun, semenjak 2 minggu terakhir ini sudah sebanyak 5, 2 hari yang lalu 0, kemarin 0, sudah lumayan baik, " jelas Swapatni yang juga menerangkan bahwa door to door merupakan upaya yang cukup efektif menekan penyebaran covid-19.
Sasaran awal yang dilakukan oleh dinas Kesehatan dalam melayani door to door adalah ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) dan disabilitas (cacat), yang dilanjutkan untuk saat ini adalah Lansia yang tidak bisa jalan atau tidak ada yang mengantar, dengan membawa jenis ragam vaksinasi yang sesuai dengan dosis pertama.
"Kendala yang dihadapi mungkin hanya teknis, seperti vaksninasi dalam 1 vial ini bukan untuk 1 orang, jadi bila kita ketemu vaksin untuk 10 orang dalam 1 vial, disitu kita kami harus mikir dan cari agar vaksin tidak terbuang, "pungkasnya. (Ray)