Ucapan turut berdukacita dari wakil Bupati Klungkung (I Made Kasta) |
GATRADEWATA NEWS | KLUNGKUNG | Kabar duka yang didengar sampai kabupaten Klungkung oleh wakil bupati Klungkung I Made Kasta (Jro Mangku Kasta), atas meninggalnya tokoh kesehatan Bali, dr. Wayan Suastana, Sp.B. Karangan bunga yang terlihat dari Kabupaten Klungkung atas nama dirinya ini, menyiratkan turut berbelasungkawanya tokoh yang sedari kecil hidup mandiri ini.
Ditanya lewat pesan WA, Ia menerangkan bahwa dirinya turut berdukacita atas kepergian almarhum, "Semasa hidup beliau setahu saya orang yang ulet, tekun dan disiplin, sehingga dengan demikian rasa sosial yang dimiliki beliau tidak usah diragukan lagi. Seneng mepunia ke Pura dan membantu orang lain dari sisi kesehatan, " tulisnya.
Made Kasta juga menuliskan bahwa keberhasilan atas kerja kerasnya tadi menghasilkan dan berhasil mendirikan beberapa rumah sakit Bhkati Rahayu, "Ini menjadikan kita merasa kehilangan, semoga dapat tempat sesuai amal dan bhaktinya, "tutup beliau, Rabu (08/09/2021).
Ayahanda dari Putu Ivan Yunatana, Made Agus Yudiastana dan Ni Nyoman Sri Rahayu Wulandari, terlihat juga merasakan sedih yang mendalam atas kepergian dr. Wayan Suastana, Sp.B, ayah mereka yang telah banyak mendidik mereka untuk tetap tekun, dan disiplin.
Rumah duka terlihat hanya beberapa keluarga yang menghadiri, ini dikarenakan protokol kesehatan ditengah pandemi Covid-19 masih melanda negeri. Jenasah dibawa ke krematorium Santha Graha Tunon Desa Adat Bedha, Jalan Segara, Pangkung Tibah, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali, menggunakan ambulance.
Suasana protokol kesehatan yang ketat membuat suasana rumah kremasi menjadi sedikit sepi, hanya dipadati oleh kerabat dekat saja, pintu gerbang dibuka tutup dan mereka terlihat membatasi kerumunan yang biasa terjadi saat acara duka semacam ini.
Sampai berita ini turun pihak keluarga belum dapat dikonfirmasi karena sedang dalam keadaan berduka. (Ray)
…….
DUMOGI AMOR ING ACINTYA
*Dumogi Amor Ring Acintya adalah semoga menyatu dengan “yang mahasuci yang maha tidak terpikirkan” atau semoga bersatu dalam ke Dewataan Tertinggi (Acintya).