Jumat, 03 September 2021

IB Gede Arsana, Tak mencabut meteran 3 bulan tunggakan

 

Ida Bagus Gede Arsana, ST.,
Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma.

GATRADEWATA NEWS | DENPASAR |Kebutuhan akan air bersih terutama di Kota Denpasar, Bali, pada masa pandemi covid-19 tetap tinggi. Tetapi menurut Ida Bagus Gede Arsana, ST., selaku Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma (PDAM) memang ada sejumlah pelanggan melakukan pencabutan meteran air dikarenakan gagal bayar.




Dari kondisi itu Ida Bagus Gede Arsana melakukan langkah strategis memberikan kelonggaran terhadap pelanggan berupa kelonggaran tidak mencabut selama 3 bulan pemakaian yang tertunggak. "Sikap kita melihat itu, dimana yang dulu biasanya 3 bulan berturut-turut menunggak kita langsung melaksanakan pencabutan. Tetapi kita melihat kondisi sekarang ini, kita hanya ambil tindakan tutup air saja (segel), dan kita akan lakukan pencabutan (putus air) setelah 2 bulan bila tetap tidak dibayarkan, kita anggap pelanggan tersebut tidak membutuhkan saluran air tersebut, "jelasnya, Kamis (03/09/2021), di ruang kerjanya, di Denpasar.

Ia juga menjelaskan bahwa pelanggan dalam 3 bulan itu wajib bayar air dan denda, bila sudah diputus maka harga yang dikenakan akan sama seperti masang baru. "Sejauh pelanggan kita ingin berlangganan, maka keringanan seperti mencicil itu kita selalu akan berikan. Pemohon barupun sekarang kita kasih cicil, 10 bulan, "jelasnya, yang juga menjelaskan bahwa pendapatan dari pemakaian hotel dan rumah tangga turun 15 sampai 20%.

Ni Luh Putu Sri Utami, Direktur administrasi keuangan Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma

Disambung oleh Ni Luh Putu Sri Utami selaku Direktur administrasi keuangan, bahwa pelanggan sebaiknya memiliki cadangan air untuk 2 - 3 hari dengan menggunakan talang (tandon) air atau ground tank (tempat cadangan air bawah tanah), untuk menjaga-jaga saat musim penghujan. 

"Kondisi sumber mata air kita ini saat musim penghujan, hujan sekali saja kadang banjir (penggerusan lahan) dan Sumber yang berasal dari sungai Ayung ini rawan kekeruhan akibat sungai ayung berlumpur dan berpasir, jadi harus melakukan penanganan secara khusus, bahkan bisa sampai 10 hari penanganan kita, "ungkapnya, Ibu asal Batur, Kintamani ini, Kamis (03/09/2021).

Ia juga menjelaskan bila dipaksakan untuk diolah akan menyebabkan alat bisa rusak. " kebutuhan pelanggan itu 1.500 liter perdetik, sedangkan kita masih mampu 1.300 liter perdetik. Tahun ini untuk menangani permasalahan tersebut, kita akan membangun kanal baru (september) yang akan digunakan untuk pengendapan air, ini untuk menjaga kontinuitas ketersediaan air bagi warga kota Denpasar, "terang Sri Utami.

Bulan hujan kedepan Ia juga menjelaskan untuk mitigasi resiko sebelum kanal itu selesai, telah disiapkan 3 truk tangki, 2 pick up, siap sewa (bila kekurangan) serta kerjasama dengan BPPD serta PU, tenaga yang disiapkan untuk penanganan itu sampai jam 11 malam.

Nomer yang dapat dihubungi 240749 siap melayani sampai jam 11 malam.

"Hitungan kita dengan 6 mobil tangki, kita harap sudah teratasi, karena saya pikir air sudah duluan mengalir, "ungkap Utami yang memiliki pasangan dosen Politeknik negeri Bali, asal Negara, Jembrana ini. (Ray)

Lecehkan Media Grassroot, Wilson Lalengke Laporkan Kapolres Pringsewu ke Divisi Propam Polri

  Jakarta – Kapolres Pringsewu, AKPB Yunus Saputra, kembali berulah. Setelah beberapa waktu lalu dia dikecam keras karena melarang kepala s...