Selasa, 29 Juni 2021

Kepsek Ariyasa, sebut SMP Harapan Nusantara berkualitas tetapi terjangkau

I Putu Ariyasa, S.Si., Kepsek SMP Harapan Nusantara

GATRADEWATA NEWS | DENPASAR | Ditemui diruang kerjanya, I Putu Ariyasa, S.Si., selaku Kepala Sekolah SMP Harapan Nusantara menerangkan bahwa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sudah tertera dalam petunjuk teknis (Juknis). Ia menuturkan bahwa sebagai sekolah swasta menerangkan bahwa kebagian penerimaan siswa sebesar 9.000 siswa untuk seluruh SMP Swasta di Bali, sedangkan untuk Sekolah Negeri berjumlah 4.000 siswa. 

SMP Harapan Nusantara Denpasar yang beralamat di Jalan Cargo Sari III No. 3 Denpasar, Desa/Kecamatan Ubung Kaja, Denpasar Utara dan dibawah asuhan Yayasan Pendidikan Nusantara Denpasar, dengan Terakreditasi A Tahun 2018. "Walikota juga sudah menyatakan pernyataannya di Ombudsman, bahwa untuk sekolah Negeri tidak ada penerimaan siswa untuk gelombang kedua. Dan harapan kita terhadap kebijakan baru ini, jadi diharapkan perguruan swasta yang ada di Denpasar ini tetap bisa eksis, " jelasnya, Jumat (25/06/2021), di Denpasar.

Baginya juga menerangkan bahwa masyarakat juga sudah peka, "masyarakat melihat juga mana sekolah yang berkualitas dan terjangkau, ini merupakan motto dari sekolah kami. Harapannya adalah kami melakukan pelayanan yang berbeda dari sekolah negeri maupun sekolah swasta lainnya. Kita berusaha dan masyarakat lebih tahu, masyarakatlah yang mengetahui mana yang cocok bagi putra-putrinya mana yang cocok untuk mendapat pendidikan selama 3 tahun ini, "jelas Ariyasa, yang sekolah ini beroperasi sejak tahun 2000 ini.

Harapan yang ia paparkan adalah pemerintah tidak melenceng dalam janjinya bahwa tidak membuka kembali atau menambah sekolah bahkan kelas baru untuk Sekolah Negeri. "Untuk SMP Harapan Nusantara kita masih menerapkan sekolah secara daring, ini berdasarkan keputusan pemerintah yang belum mewajibkan pengajaran tatap muka. Kita tetap ada waktu tertentu siswa ke sekolah, saat mengumpulkan tugas, koordinasi dengan guru, atau permasalahan yang tidak bisa diselesaikan dirumah, kita siap menerima di sekolah tentu denga protokol kesehatan yang ketat, "terangnya.

Kegiatan sekolah ia menerapkan bahwa yang utama dalam soal pelajaran tatap muka adalah ijin dari orang tua, "kita tidak mungkin menerapkan kegiatan tatap muka bila orang tua tidak menginjikan anak didik untuk menerima pembelajaran secara tatap muka. Sehingga harapan dari kami karena permasalahan seperti kekurangan kuota atau lainnya kita berikan kesempatan anak-anak belajar secara luring (luar jaringan / offline), "terangnya.

Ia menyatakan bahwa pihak sekolah selalu akan membantu kesulitan yang dihadapi oleh anak didiknya, jadi ia menuturkan bahwa tetap memberikan bahan-bahan dan materi yang bisa dipelajari oleh siswa didiknya dirumah. "Disamping itu kami juga sudah menerapkan juga sekolah ramah anak, sebuah konsep menyambut siswa dengan menyambut saat mereka tiba disekolah, yang ada permasalahan dengan keluarganya kita coba untuk memediasikan, ini kita lakukan untuk menjaga suasana yang baik bagi anak didik dalam menghadapi pelajaran yang ada, "ungkapnya. (Ray)

Lecehkan Media Grassroot, Wilson Lalengke Laporkan Kapolres Pringsewu ke Divisi Propam Polri

  Jakarta – Kapolres Pringsewu, AKPB Yunus Saputra, kembali berulah. Setelah beberapa waktu lalu dia dikecam keras karena melarang kepala s...