Cuplikan film Pan Balang Tamak karya trio Clekontong Mas, yang diputar perdana pada Kamis (20/5) lalu di bioskop mini Dharma Negara Alaya (DNA), Lumintang, Denpasar |
GATRADEWATA NEWS |DENPASAR | Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat seniman Bali untuk berkreativitas. Seperti dilakoni trio bondres atau lawak Bali, Clekontong Mas, yang justru semakin kreatif di tengah pandemi yang telah berlangsung setahun lebih.
Meskipun sepi job pentas akibat pembatasan kegiatan di tangah pandemi, Sengap, Tompel, dan Sokir ternyata tetap eksis. Baru saja mereka merilis karya terbarunya berupa film yang berjudul Pan Balang Tamak. Film ini mengangkat kisah rakyat dan sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Bali. Kisah Pan Balang Tamak yang terkenal dengan kecerdikannya diangkat ke dalam layar lebar dengan sentuhan komedi khas Clekontong Mas.
Film ini diputar perdana di bioskop mini Dharma Negara Alaya (DNA), Lumintang, Denpasar, Kamis (20/5) dengan jumlah penonton terbatas. Pemutaran perdana ini disaksikan langsung Wali Kota dan Wakil Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara dan Kadek Agus Arya Wibawa; Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede; Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, I Wayan Mariyana Wandhira; Anggota DPRD Kota Denpasar, I Ketut Suteja Kumara, dan I Bagus Jagra Wibawa, serta undangan lainnya.
Cerita dalam film ini bermula dari Sokir yang sedang membaca buku cerita rakyat Bali berjudul Pan Balang Tamak sambil menikmati segelas kopi. Lalu datanglah Sengap dan Tompel yang mengejeknya. Buku itu dilemparkan, tiba-tiba mengeluarkan asap dan menarik ketiganya masuk ke masa lalu, yakni ke dalam kisah Pan Balang Tamak.
Dalam film ini, Sengap atau Jro Mangku I Nyoman Ardika memerankan Pan Balang Tamak, I Komang Dedi Diana alias Tompel memerankan tokoh raja, I Ketut Gede Rudita atau Sokir memerankan Jro Bendesa. Kemudian, Ni Kadek Somowati atau Luh Kembung memerankan Men Pan Balang Tamak, serta Ni Wayan Sirat atau Cablek berperan sebagai pedagang.
Menurut Dedi Diana (Tompel), lahirnya film Pan Balang Tamak sebagai salah satu strategi Clekontong Mas untuk bertahan di tengah pandemi. Menurutnya, di tengah pandemi seniman harus adaptif membuka peluang kegiatan secara digital, meningkatkan kolaborasi, dan mengubah strategi komunikasi.
"Dalam film ini, kami ingin menampilkan peran ganda dari masing-masing pemain Clekontong Mas, baik sebagai tokoh bondres maupun sebagai tokoh peran dalam cerita itu sendiri. Saya berharap karya film perdana ini akan mendapat sambutan yang baik, khususnya bagi penggemar film,” ucap Tompel.
Sebelum pandemi, Clekontong Mas memang telah memiliki kanal Youtube sendiri bernama Clekontong Mas Official yang diluncurkan pada pertengahan tahun 2019. Di kanal ini mereka mengunggah rekaman pentas seni maupun aktivitas persiapan pentas. Ketika pandemi melanda dan Clekontong Mas sepi jadwal pentas, kanal Youtube inilah menjadi media untuk menuangkan kreativitas berkesenian.
Awalnya film ini pun dibuat untuk diunggah ke Youtube, tetapi kemudian muncul keinginan menggarap lebih serius dalam kemasan yang lebih profesional. “Rencana tayang di Youtube, tapi akhirnya ke layar boiskop,” ucap Mangku Ardika (Sengap), diwawancarai usai pemutaran film.
Film Pan Balang Tamak disutradarai langsung oleh I Komang Dedi Diana. Proses syuting digarap tiga hari penuh dengan mengambil lokasi syuting di Oemah Bali Blumbungan, Sibang; Pura Taman Ayun, Mengwi, Sanggar Clekontong Mas, Batubulan Kangin; dan di rumah Ketut Gede Rudita (Sokir).
Sengap menuturkan, semua masyarakat terlebih seniman sangat merasa dampak akibat pandemi. Hal ini karena ditiadakannya kegiatan melibatkan jasa dan pengumpulan massa. Kanal Youtube pun menjadi pilihan untuk terus berkarya. Mereka juga bersyukur ada Yamaha yang selalu mendukung selama pandemi dengan program "Mekedekan Ajak Clekontong Mas" yang tayang setiap hari Minggu.
Sengap pun menyampaikan pesan dari film ini. “Pesannya, kita harus tetap kreatif, hidup perlu kecerdasan bukan hanya kepintaran dan kekuasaan, karma akan melekat sepanjang masa,” ujarnya seraya menambahkan, setelah pemutaran perdana di bioskop mini DNA Denpasar, selanjutnya film Pan Balang Tamak bakal road show di delapan kabupaten di Bali.
Wali Kota Denpasar memberikan apresiasi terhadap seniman Bali yang tetap berkarya meski di masa pandemi Covid-19. Secara khusus, Jaya Negara turut mengapresiasi karya film Pan Balang Tamak. Dikatakannya, karya film ini menunjukkan bahwa pandemi bukan suatu penghalang untuk melakukan kreativitas. Selain itu, film ini dapat menjadi edukasi pelestarian budaya dan tradisi. (RK)