Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Gianyar |
GATRADEWATA NEWS | GIANYAR | Kondisi pendidikan khususnya Kabupaten Gianyar, I Wayan Tagel Arjana, S.T. selaku ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Gianyar, dalam kesempatan ini ingin menghimbau Dinas Pendidikan terkait agar memprioritaskan pembelajaran tatap muka (Linguistik) bagi siswa sekolah.
"Terutama anak SD dan SMP ini dalam masa pertumbuhan, melihat tidak adanya sosialisasi jadi kita merasa prihatin. Secara mental anak-anak bisa merasa terasing, "jelasnya kepada awak media gatra dewata, Jumat (07/05/2021), di kantor Partai Gerindra DPC Kabupaten Gianyar.
Aktivitas dan kreatifitas pada anak akan dirasa stagnan (mandek), anak-anak yang masih kecil 10 sampai 12 tahun itu dituntut untuk aktifitas gerak fisiknya. Tagel Arjana juga menyoroti tentang kedisiplinan yang tidak diajarkan di rumah mungkin karena kesibukan orang tua dan tidak ada pendidikan kedisiplinan yang biasa diterapkan di sekolah-sekolah pada umumnya, " harapan kami kepada Dinas pendidikan pada masa covid 19 ini agar diprioritaskan untuk pelajaran tatap muka, tetapi untuk semua itu protokol kesehatan harus tetap diutamakan, "jelas Wayan Tagel.
Gita Christiana S.Psi M.Psi psikolog |
Di tempat terpisah dihubungi lewat pesan elektronik, Gita Christiana S.Psi M.Psi., psikolog berpendapat senada. Kondisi yang dilematik karena pembelajaran online ini disebutkan cukup membuat kondisi psikologis anak menjadi terganggu, " ya saya juga punya anak sekolah dasar (SD), saya merasakan adanya beberapa dampak terhadap anak saya dan juga klien yang baru masuk konseling kesini, " Jelasnya melalui voice note.
Ia juga menjelaskan bahwa dirinya berasumsi kondisi ini perubahan yang dirasakan adalah dari pembelajaran online yang selama ini dilakukan si buah hati dan juga kliennya. Sosialisasi yang kurang juga menyebabkan tidak percaya diri, "anak ini kami lakukan terapi, ia terlihat pemalu, tingkat frustasi yang cukup mengganggu kondisinya, ini mungkin karena lama sudah tidak bertemu dengan teman - temannya di sekolah, " terangnya.
Dirinya berkesimpulan bahwa, "dampak psikologis disebabkan rasa bosan dan akhirnya bermain gadget menjadi pelampiasannya. Saat mengerjakan mereka mengerjakan secara mandiri dan ini membuat mereka frustasi karena tidak adanya pendampingan oleh guru pengajar, saya juga melihat tugas mereka cukup banyak, " ujar Gita Christiana.
Yang dikhawatirkan adalah tanpa pendampingan yang baik mereka (anak-anak) akan semakin tidak terkontrol, cenderung egois. Mereka akan melakukan secara bebas, ini berpengaruh terhadap mental mereka sampai fisik mereka yaitu mata mereka. "Fungsi sosialisasi secara lisan dengan online akan sangat berbeda, disana mereka mendapatkan pelajaran berbagi etika, berbicara komunikasi yang baik secara langsung, itu yang kita sebut sebagai experiential learning, "tutupnya. (Ray)
..................
Griya Psikologi Anak CHRYSANTHE
Gita Christiana S.Psi M.Psi psikolog
Alamat Tukad badung XIII gang IX no 99 Renon, Denpasar Selatan, Bali.