Gusti ngurah made Serana (Bendesa Adat Bedulu) |
GATRADEWATA NEWS | GIANYAR | Ditemui di ruang rapat Kantor DPRD Kabupaten Gianyar, Gusti ngurah made Serana yang merupakan Bendesa Ageng Pura Samuan Tiga (Pura kahyangan jagad), Bendesa Adat Bedulu dan juga anggota DPRD Kabupaten Gianyar (Komisi I), menjelaskan tentang peranan desa adat dalam mendukung program pemerintah, dimana Sat Kerthi Loka Bali yang menjadi unggulan dari Pemerintahan Provinsi Bali merupakan satu kesatuan utuh daripada taksu dari keberadaan desa Adat, yakni Tri Hita Karana (Tiga penyebab Kebahagiaan).
Bila dijabarkan Tri Hita dari segi arti kata terdiri dari tiga bagian yakni,
- Parhyangan artinya hubungan manusia dengan Sang Hyang Widhi.
- Pawongan artinya hubungan manusia dengan manusia.
- Palemahan artinya hubungan manusia dengan lingkungan.
Itu semua merupakan keseimbangan yang harus dijalankan oleh manusia agar mendapatkan jalan kebahagiaan.
Gusti Serana juga menambahkan bahwa sebagai Bendesa Adat Bedulu dalam konteks Parhyangan, "Kita selalu melakukan kegiatan pelestqrian kegiatan adat dan budaya, Odalan, perbaikan pura - Pura. Kalo yang di Pawongan pelaksanaan kegiatan dan upacara di tengah covid-19 ini diatur dalam bentuk perarem, kita buat perarem yang baru. Untuk Palemahan kita lakukan pelestarian sumber air, kita di bedulu membuatkan tempat suci, kita perbaiki, kita bersihkan termasuk kita benahi sungainya, "jelasnya.
Dalam penjelasannya soal perarem baru ia contohkan, bila seorang melakukan kegiatan pernikahan maka wajib menyediakan alat protokol kesehatan yaitu alat pengecekan suhu tubuh, alat cuci tangan bahkan handsanitizer.
Pengembangan objek wisata yang baru di Bedulu selain Goa Gajah dan Yeh Pulu, "kita sedang mengembangkan objek wisata yang baru yaitu situs Pura Pengastulan dan Pura Samuan Tiga, kita sudah selesai kita bangun, sudah bagus dan kita sudah siap menerima wisatawan yang akan mengunjungi objek wisata kami di Bedulu, "ujarnya.
Untuk lingkungan, yakni mengenai sampah, Gusti ngurah made Serana menerangkan bahwa pentingnya pemilahan sampah sebelum dibawa ke TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (mengurangi – menggunakan – daur ulang) ) , "walau sebaiknya kita memilah terlebih dahulu, tetapi kita tetap fleksibel dalam penanganannya, kita sudah buatkan peraremnya, " terangnya.
Fleksibel yang dimaksud dari Gusti Serana dalam peraremnya, "Bahwa bila masyarakat mau memilah sampah seperti besi, botol, sepatu bekas, kasur bekas, plastik bekas kita bayar sesuai dengan pagunya. Bila ada masyarakat yang belum bisa memilah karena kesibukannya kita kenai iuran 30.000 rupiah, kita ambil setiap hari sampahnya, "ungkapnya.
Hasil pilahan dari sampah tadi dicatatkan dalam sebuah buku, menjelang hari raya galungan ia menerangkan catatan itu di buka dan dilihat berapa hasil dari tabungan sampah yang sudah dikumpulkannya. Nanti diberikan dalam bentuk uang dan uangnya dapat ditukarkan dengan daging babi dalam penampahan, "ada yang setelah diberikan daging satu tanding 400 ribu, ada sisa uangnya. Karena mereka rajin memilah sampahnya bahkan dia rajin mengambil sampah yang ada dijalan, "ungkapnya. (Ray)