Jumat, 14 Mei 2021

Komang Nurjaya, ASITA 50 tahun agar dapat menjadi pengayom pelaku Pariwisata yang profesional

 

 I Komang Nurjaya Mahartha SS., Ketua DEPETA DPD Asita Bali

GATRADEWATA NEWS | DENPASAR | Harapan bagi pelaku pariwisata tentang rencana akan dibukanya border (batas) wisatawan internasional ke Bali pada Juli 2021 mendatang, mendapatkan respon yang baik. I Komang Nurjaya Mahartha SS., selaku Ketua DEPETA (Dewan Pengawas Tata Krama) DPD Asita Bali mengatakan bahwa Asita Bali sangat mendukung apapun keputusan pemerintah.

Dukungan ini membuat pihaknya menaruh harapan positif bagi kebangkitan pariwisata khususnya di Bali. "Walau kita memahami bahwa tidak serta merta wisatawan asing untuk langsung datang ke Bali, paling tidak adanya potensi tamu domestik untuk datang ke Bali dan ini bisa membangkitkan Pariwisata di era Pandemi Covid 19 seperti saat sekarang ini, " jelasnya, kamis (13/05/2021), di Denpasar.

Ia juga menceritakan bahwa perjalanan untuk membangkitkan pariwisata ini adalah mengawal tamu-tamu domestik ke Bali, " ingat kita saat bom Bali itu, yang membangkitkan wisatawan di Bali itu justru wisatawan domestik. Kita tidak bisa serta merta mendapatkan tamu luar negeri karena bila kita dibukapun mereka belum, ya tentu untuk mendapatkan tamu asing itu juga akan sulit, "terang Komang Nurjaya.

Menurutnya dalam pembicaraan santainya, bahwa wisatawan mancanegara saat datang ke Bali harus sebutnya, melakukan test PCR dan menunjukan bukti telah vaksin. "Walau travel bubble masih dijalankan oleh pemerintah negara lain, kita tidak bisa serta merta juga  juga mendapatkan tamu asing karena kondisi dinegara mereka masih mendapatkan batasan-batasan tertentu.

Travel bubble adalah ketika dua atau lebih negara yang berhasil mengontrol virus corona sepakat untuk menciptakan sebuah gelembung atau koridor perjalanan. Ia juga menambahkan bahwa Bali sebagai destinasi pariwisata telah menetapkan juga Green Zone yakni, Nusa Dua, Sanur dan Ubud, maka hanya kawasan itulah yang bisa dikunjungi untuk sementara. Ia juga menjelaskan saat wisatawan luar negeri tiba di Bali, yang mesti diberlakukan adalah tetap stay (diam) dulu di hotel-hotel yang menjadi partnership program pemerintah karena setiap hotel itu telah menerapkan protokol CHSE.

"Kita paham bahwa bila kran pariwisata Internasional dibuka, kondisi ini setidaknya dapat menggeliatkan perekonomian di Bali meskipun tidak bisa tumbuh 100 persen, "jelas owner PT. Bali Flamboyan Tour ini. 

Ia juga menjelaskan dari 403 anggota yang sudah mengantongi Nomer Induk Anggota (NIA), dijelaskannya bahwa hanya 10 persen yang masih tetap beroperasi, itupun menggunakan sistem buka tutup. Kedepannya ia mengatakan bahwa harus ada pembenahan secara menyeluruh dari pelayanan yang akan diberikan kepada para wisatawan yang akan datang ke Bali. "Seperti pelayanan dengan sistem rusak pasar (banting harga) harus dapat dibina. Melakukan bimbingan terhadap pelaku usaha untuk meningkatkan mutu SDMnya (sumber daya manusia), dan sinergi dengan Satpol PP untuk penindakan secara tegas para pelaku pariwisata yang masih bodong yang tidak dapat menunjukan legalitasnya, "jelas Nurjaya.

Diperkuatnya solidaritas antara anggota ASITA Bali diharapkan akan meningkatkan mutu Pariwisata yang akan di suguhkan kepada wisatawan yang hadir di Bali. ASITA Bali yang sudah berumur 50 tahun diharapkan dapat mengayomi dan menjadi payung dari para pengusaha pariwisata khususnya Travel Agent, agar bisa dan siap menerima perubahan dan mendidik pelaku pariwisata kedepannya untuk menjaga Bali sesuai koridor profesionalitas. (Ray)

Lecehkan Media Grassroot, Wilson Lalengke Laporkan Kapolres Pringsewu ke Divisi Propam Polri

  Jakarta – Kapolres Pringsewu, AKPB Yunus Saputra, kembali berulah. Setelah beberapa waktu lalu dia dikecam keras karena melarang kepala s...