Penandatanganan kerjasama Kesehatan gigi Lapas Binaan FKG Unmas |
GATRADEWATA NEWS | DENPASAR | Kerja keras seorang kepala Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas IIA Denpasar, perlu mendapatkan apresiasi dari semua pihak. Bukan barang mudah membina ratusan narapidana yang pada dasarnya mereka punya permasalahan kriminal atau sekedar apes saja. Berkat tangan dingin seorang Lili, S.H, M.H., kini lapas perempuan klas IIA Denpasar terlihat asri, bersih, menyenangkan dan banyak kegiatan positif yang dapat dilakukan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) disana.
Ditemui oleh awak media Gatra Dewata, tanpa disengaja aktifitas Lili selaku Kalapas Perempuan Klas IIA Denpasar, sedang menerima audensi (pertemuan) dengan drg. Dewa Made Wedagama, S.p.KG., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati (FKG Unmas) Denpasar. Dalam kegiatan tersebut mereka telah melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama antara Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas IIA Denpasar dengan Fakuktas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Menurut Drg. Dewa Made Wedagama, hal ini dilakukan karena fakultas yang memiliki filosofi bakti Tri Dharma Perguruan Tinggi terhadap kemanusiaan, "Jadi Tri Dharma yang ketiga adalah pengabdian masyarakat, yang salah satu inovasi kami di FKG Unmas Denpasar adanya desa binaan, dan saat ini Lapas Binaan. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan di Lapas ini mudah-mudahan dapat terus berlanjut, kami disini berupaya untuk memenuhi, baik sarana prasarana maupun SDM (Sumber Daya Manusia) nya dalam upaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk warga binaan, "terang dokter gigi yang memulai kariernya tahun 1993 silam.
Ia juga berharap dapat terus melayani dalam keterbatasan yang ada saat ini, "mudah-mudahan kami dan warga binaan dapat bersinergi dalam melakukan suatu pelayanan. Dan juga karena ini merupakan pengabdian mau tidak mau kami di fakultas harus ada kolaborasi antara anak didik kita, jadi kita juga mendapatkan proses pembelajaran lapangan khususnya Koas (dokter muda) akan kita terjunkan kesini, tetapi kita juga menyertakan dokter pengawas agar dapat tetap bekerja tidak keluar dari SOP (standar operasional), "tegasnya yang terkenal rendah hati tetapi profesional dalam pekerjaan.
Dalam pembicaraan mereka tentang kebutuhan perawatan gigi, Lili mengatakan bahwa, "Kami baru menata Lapas ini, kebutuhan penanganan dan pengobatan gigi bagi warga binaan cukup banyak, jadi kita upayakan dari FKG Unmas untuk membantu kita dalam mewujudkan hal itu, "terangnya, Senin (24/05/2021), Di lapas Perempuan Denpasar.
Ia menceritakan juga perjuang pada awalnya sampai meraih kondisi saat ini, karena pisah dengan lapas kerobokan saat itu tidak memiliki dokter, perawat bahkan dokter gigi, keluhan warga binaan saat itu tidak membuatnya lepas tangan, "saat itu kami bingung, saya perintahkan petugas - petugas kami yang memiliki background kesehatan untuk memeriksa warga binaan, tidak ada rotan akarpun jadi. Tetapi berkat kerja keras kami akhirnya punya dokter umum, perawat dan sekarang dokter gigi, "terang Lili yang terlihat sumringah.
Kegigihan Lili yang memiliki paras seperti pinang dibelah dua dengan menteri Sosial, Tri Risma Harini (bu Risma) ini, telah mampu menelurkan keindahan mini, mirip bak kota surabaya pimpinan Bu Risma terdahulu. Berkat itu semua, WBK (Wilayah Bebas Korupsi) dapat diraihnya dan menuju WBBM (Wilayah Birokrasi Bersih Melayani) pasti akan ditangannya.
Bukan hanya itu, mesin jahit dan fasilitas warung telekomunikasi (Wartel) telah ia bangun untuk memfasilitasi warga binaan menghubungi keluarganya, "bisa dilihat fasilitas wartel yang bisa digunakan untuk video call juga, dan fasilitas ini sabtu dan minggu pun kita fasilitasi untuk warga binaan. Penitipan barang secara drive thru untuk sanak keluarga yang ingin membawakan sesuatu kita layani juga, "terangnya, jadi drive thru ini juga ide briliant (cerdas) karena petugas dan pembawa barang (keluarga luar binaan) tidak berdekatan langsung dengan petugas karena sikap patuh terhadap protokol kesehatan masa pandemi Covid-19.
Disana Lili juga menceritakan bahwa tidak menggunakan uang cash dalam transaksinya, mereka menggunakan Brizzi (uang elektronik keluaran BRI), "Kami menggunakan Brizzi dalam bertransaksi, ada cafe kejujuran disana juga, melayani sendiri dan membayar menggunakan barcode yang telah disiapkan disana. Kita juga tegas terhadap peredaran uang cash, kalo ditemukan kita akan tindak, "pungkas Lili wanita tangguh asal Jambi ini.
Taman, toilet dan dinding yang penuh dengan lukisan mural, membuat terlihat asri |
Disamping itu, pernyataan jujur dari Praptip (kasus tipikor) seorang warga binaan yang langsung mendapatkan fasilitas kesehatan gigi mengatakan bahwa, " ini luar biasa, saya berterima kasih dengan bu Lili atas perhatian terhadap kami disini sebagai warga binaan, kesehatan kami terjamin disini. Dan masalah makan, menu yang disuguhkan saat ini menurut saya sudah sesuai standar kesehatan. Terobosan ini adalah bukti gigih bu Lili tanpa lelah mencari solusi untuk warga binaannya, "ungkapnya. (Ray)