Sabtu, 01 Mei 2021

Gung Grenceng, Bali telah memiliki Puri sebagai sentral kebudayaan, Manfaatkan itu !

 

Anak Agung Ngurah Agung bersama keluarga

GATRADEWATA NEWS | DENPASAR | Wacana pemerintah Bali untuk membangun pusat kebudayaan Bali (PKB) mendapat tanggapan dari tokoh Puri Grenceng Denpasar, Anak Agung Ngurah Agung menyampaikan bahwa Puri dengan segala kegiatannya kurang diperhatikan oleh pemerintah. Ia ingin kue loyang dari pembangunan itu agar digunakan untuk melestarikan kegiatan yang diadakan di Puri-puri seluruh Bali.

"Disamping kegiatan puri yang merupakan kegiatan pelestarian budaya, ada baiknya pembangunan pusat kebudayaan itu untuk membangkitkan UMKM. Tetapi wilayah masing-masing puri harus disediakan tempat-tempat pelestarian budaya untuk masing-masing wilayah kabupaten dan Kota, " terangnya.

Ia juga menambahkan bahwa pelestarian atau kegiatan upacara Pitra yadnya, manusa Yadnya dimasing-masing puri itu sangatlah besar, dan menggunakan kocek (biaya) sendiri dalam pelestariannya. "Disini pemerintah sudah mengabaikan keberadaan puri, kan banyak alat musik kesenian dan bisa dibuatkan musium sebagai bentuk pelestarian. Dalam upacara yang diadakan bisa menggunakan waktu jeda untuk pengenalan pariwisata. Mungkin tamu besar (kehormatan) bisa menginap di Puri, melaksanakan wedding atau pra wedding, bahkan banjar-banjar sampai rumah-rumah penduduk bisa dimanfaatkan, selama ini kan mereka melakukannya di hotel dan mereka tidak mendapatkan roh dari budaya yang ada, "terang Gung Grenceng, Sabtu (24/04/2021).

Disana juga dijelaskan bahwa masyarakat janganlah merasa puri itu sesuatu yang sakral, karena maksud seperti yang dijelaskan adalah Puri merupakan artian dari rumah. Puri, Pura, Para, Purana menjadikan simbol kesatuan Bali yang hendak di jaga oleh tokoh dengan pemikiran moderat (terbuka) ini. "Untuk melestarikan itu semua kita sudah mempunyai wadah di yayasan kerthi budaya, kita akan buat Bali Heritage Tawan Karang, semoga minta doanya agar pemerintah pusat dan pemerintah daerah ikut membantu membangun kota tua. Saat hari raya disana semuanya memenjor, "jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa Bali Heritage Tawan Karang, agar Denpasar sebagai pusat kota memiliki Route, " Dari Bajra Sandhi - kuburan Badung (Siti Khodijah) - Mayora (Kuburan Jepang) - Puri Pemecutan - Taman Badung - Jro Kuta - Puri Grenceng - Maspait - Majelangu - Tukad Kresek (Tukad Badung) - Pasar Badung (Kumbasari) - Pura Desa - Museum Bali - Puri Denpasar - Puri Kesiman - Pengerebongan - Padang galak. Disana kita bisa menjelaskan kepada pariwisata bahwa Puri yang memiliki arti rumah, Pura tempat ibadahnya, Para sebagai masyarakatnya, Purana sebagai silsilah asal, dari itu semua adalah roh penghidup pariwisata, "Bila Bali dirubah ke Pertanian baik-baik saja tetapi pertanian tanpa pariwisata tentu untuk menyerap hasil pertanian ini akan jadi problem baru, "terangnya.

Ia juga menjelaskan bahwa karakter orang Bali adalah sebagai trainer (mengajarkan skill), jadi ia juga mengharapkan disisi pertanian harus mampu mengolah hasil pertaniannya, dicontohkan jeruk harus mampu dikemas sedemikian rupa untuk mampu eksport, salak Bali, Manggis dan ikan dibikin sarden.

"Jangan hanya lagu kecil saja kakekku seorang pelaut, kita harus mampu juga mengolah hasil ikannya. Jadi bila Bali ingin menjadi mercusuar dunia, kue yang satu loyang (dana pembangunan PKB) tadi agar bisa diserap di masing-masing kabupaten kota di Bali, "Toh sudah ada Puri - Puri yang mesinnya tinggal dihidupkan lagi mesinnya. Jangan hanya membangun pusat saja jadi ekonomi kreatifnya gak berjalan diseluruh wilayah. PKB kan nafasnya nasional dan Internasional yang  mungkin nanti adanya kolaborasi disana, tetapi taksunya ada di masing-masing wilayah, "terang Gung Grenceng. (Ray)

Lecehkan Media Grassroot, Wilson Lalengke Laporkan Kapolres Pringsewu ke Divisi Propam Polri

  Jakarta – Kapolres Pringsewu, AKPB Yunus Saputra, kembali berulah. Setelah beberapa waktu lalu dia dikecam keras karena melarang kepala s...