Putu Hendra Sastrawan, perbekel terpilih |
GATRADEWATA NEWS | BADUNG | Pemilihan perbekel (pilkel) yang dilaksanakan tqnggal 7 Pebruari yang lalu di desa Cemagi, kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, memenangkan Ketua Karang Taruna Putu Hendra Sastrawan, S.Si, sebagai Perbekel Desa Cemagi.
Pertarungan yang cukup seru dengan jumlah DPT: 4.186. Jumlah TPS: 13.,Suara Sah : 3.778. Suara Tidak Sah : 43., Tidak Hadir : 365. Suara Calon No. Urut 1 an. I Putu Hendra Sastrawan, S.Si. 1.767 (47%)., Suara Calon No. Urut 2 an. Si Ketut Wirama, S.H. 1.665 (44%). Suara Calon No. Urut 3 an. Dewa, Putu Ardana, S.Sn., M.Sn. 346 (9%). Mendapatkan penghitungan suara akhir Perbekel Cemagi terpilih yaitu I Putu Hendra Sastrawan, S.Si dengan perolehan suara 1,767 suara.
Dalam keterangannya yang ditemui dikediamannya (22/02/2021), Ia mengatakan bahwa sebelumnya dirinya merupakan Ketua Karang Taruna desa Cemagi tahun 2009 sebagai pengurus selanjutnya tahun 2014 sebagai ketua sampai tahun 2017
" Disela-sela tahun 2014 dengan 2017 Karang taruna desa Cemagi mengikuti lomba mewakili Kecamatan Mengwi setelah menang maju ke lomba Kabupaten Badung menang lagi lanjut lomba ke tingkat provinsi memperoleh juara 2 tahun 2017 " ucapnya.
Tahun 2017 sampai tahun 2020 menjadi ketua MPKT (Majelis Pertimbangan Karang Taruna) menjadi panitia lomba desa. Berbekal pengalaman tersebut diatas Putu Hendra maju dalam pemilihan Perbekel dengan membawa visi mewujudkan desa Cemagi yang mandiri, kreatif, produktif dan berbudaya menuju Cemagi era baru. Dengan misi Asta Karya Utama (Delapan program Kerja Utama)
Ditargetkan tiap tahun ada prioritas untuk tahun 2021 sektor ketahanan pangan dan ekonomi dimasa pandemi Ckbid - 19. Kalau memungkinkan anggaran dari segi SDM (Sumber Daya Manusia) sangat penting terkait lingkungan akan membuat pengolahan sampah.
"Tempat pembuangan sampah yang sudah ada muncul polemik karena tempatnya dekat dengan pura dan pemukiman rumah penduduk juga masih status kontrak 10 tahun. Minimal tempatnya milik desa mulai dari tempat pembuangan sekaligus pengolahan sampah yang representatif dan lahan milik sendiri atau tanah milik pemerintah " ucapnya.
Dari oengolahan untuk samaph non organik dikumpulkan untuk dijual sedang sampah organik bisa diolah menjadi eko enzim dan produk turunanya.
Sementara biaya gaji masih diambil dari APBDes kedepanya gajinya dibiayai secara mandiri dengan badan usaha sendiri melalui Bumdes. "Tidak menutup kemungkinan masalah jasa sampah dikembangkan ke desa tetangga sehingga bisa menghasilkan pendapatan" cetusnya.
Dimasa pandemi sektor pertanian ini yang paling bisa diandalkan karena banyak pegawai pariwisata yang kehilangan pekerjaan sekarang bekerja kembali sebagai petani menggarap sawahnya sendiri.
"Ada 3 potensi desa Cemagi yang dominan yaitu sektor pertanian , perikanan, dan peternakan yang akan terus dikembangkan secara berkelanjutan karena ada regenerasi, diharapkan bisa sebagai penopang ketahanan pangan " tegas Putu Hendra. (Tim)