I Made Teja dengan program 'Bali Metangi' |
Ia bercerita tentang Paidi yang berupaya membudidayakan Porang di hutan-hutan yang dia sewa dari pemerintah daerah. Sedangkan Made Teja mulai tertarik karena ia bercerita tidak memiliki tanah jadi ia mulai mencari bibit-bibit Porang di hutan sekitar daerah tempat tinggalnya, "Saya bawa karung dan masuk ke hutan-hutan, "ceritanya.
Program yang ditawarkannya dalam membangunkan rasa juang orang Bali, untuk melewati keterpurukan ekonomi saat ini dengan tema 'BALI METANGI' yang memiliki arti bangkitnya Bali (Bali bangkit/Bangun).
Ia juga menambahkan bahwa mengapa dirinya memilih budidaya tanaman Porang, " Saya memilih budidaya ini karena penanamannya sangat mudah 'entungang jeg tumbuh' (dilempar aja tumbuh), "ujarnya.
Dengan mudahnya menanam porang dengan hasil panen harga yang menggiurkan inilah dirinya ingin bersama-sama masyarakat di Griya Bongkasa Abian Semal. "Dengan program 'Bali Metangi' saya ingin membangunkan seluruh masyarakat Bali untuk melihat kembali potensi tanah mereka untuk membangun bersama ekonomi Bali yang lagi terpuruk karena pandemi covid-19, " jelasnya di Griya Bongkasa Abian Semal, minggu, (06/09).
Ketut Tinggal selaku manager administrasi menjelaskan dan membagikan brosur dengan menerangkan bahwa Kebutuhan 1 hektar tanah adalah 200 kg katak porang dengan estimasi harga per hari 06/09/2020 adalah 54 juta (54.000.000) Rupiah, dengan pengeluaran untuk 1 hektar adalah 78.975.000,- dengan hasil yang cukup fantastis yakni hasil bersih 681.025.000, -Rupiah.
Putu Arya Suta |
NI komang Ary Wariyati, undangan acara seminar |