Senin, 27 Juli 2020

Era Wisata Viral Di Blitar Berakhir, Banyak Objek Wisata Instan Terbengkalai Sebelum Pandemi

Kolam Renang Waterplay Chenoa Tinggal Kenangan
GATRADEWATA NEWS | BLITAR |Geliat industri pariwisata Blitar yang mulai bergairah kembali beberapa tahun silam dengan kemunculan serentak berbagai destinasi wisata di setiap desa di Kabupatan Blitar kini nampaknya telah mencapai akhir dari masa kejayaannya.
Betapa tidak, semenjak akhir 2015 hingga 2018 tercatat bermunculan destinasi wisata baru di Kabupaten Blitar yang muncul secara bersamaan hingga dalam kurun waktu tersebut banyak Desa Wisata baru yang viral lewat media sosial.

Sebut saja kemunculan Bukit Telettubies yang terletak di Desa Sumberasri Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. Jauh sebelum viral di media sosial, hamparan perbukitan luas dengan pemandangan kaki gunung Kelud itu berada dalam area Perkebunan Gambar Anyar ini telah dikenal masyarakat sekitar dengan nama Gardu Pandang Perkebunan Gambar Anyar. Kawasan ini kemudian mendapat.perhatian dari pihak investor yang bekerjasama dengan pihak Perkebunan Gambar Anyar untuk memoles keindahan alam di sekitar Gardu Pandang tersebut dan menambahkannya dengan aneka wahana permainan dan foto selfie di sekitarnya menjadi Bukit Teletubbies.

Wahana Bukit Teletubbies Yang Tak Terawat
Keindahan pemandangan yang dimiliki Bukit Teletubbies dengan segala fasilitas tambahan yang disediakan oleh pihak pengelola dan perbincangan di media sosial menjadikan banyak warga yang penasaran untuk mengunjungi atraksi wisata tersebut untuk mengobati rasa penasaran mereka. Banyak pengusaha yang juga memanfaatkan kesempatan untuk membuka usaha di sekitar Bukit Teletubbies mulai dari warung makanan semi permanen hingga jasa penyewaan transportasi di lokasi tersebut.
Namun kemudian seiring berjalannya waktu ketika tren masyarakat yang cenderung cepat berubah ditambah persaingan dengan banyaknya wisata sejenis yang dibuka secara bersamaan ditambah dengan keluhan terkait akses jalan dan tidak adanya inovasi untuk meningkatkan pelayanan terhadap wisatawan, akhirnya Bukit Teletubbies pun kini ditinggalkan oleh para pengunjung.

Pantauan GatraDewata news di lokasi pada Sabtu (25/7) memperlihatkan fakta yang cukup memprihatinkan. Tidak ada lagi penjaga yang menarik tiket masuk kepada pengunjung sedari awal memasuki kawasan. Keberadaan warung pedagang makanan yang kosong tanpa aktivitas di sepanjang jalan dari akses utama pintu masuk menuju Bukit Teletubbies, menyiratkan bahwa lokasi tersebut telah lama tidak dikunjungi jauh sebelum pandemi Covid-19 yang memaksa semua tempat wisata di Kabupaten Blitar untuk ditutup sementara. Bahkan ketika menuju ke lokasi Gardu Pandang yang nyaris tanpa aktivitas lagi. Wahana permainan anak yang sudah berkarat menunjukkan tidak adanya pemeliharaan, bahkan cenderung sudah lama tidak pernah didatangi manusia karena tidak terlihat lagi aktivitas wisata. Ditambah lagi keberadaan badut karakter Teletubbies yang menjadi icon wisata tersebut kini sudah tidak ditemui lagi di lokasi.

Menara Tower Perbukitan Gambar Anyar Yang Kembali Sepi
Kondisi tempat wisata yang kini tutup di masa pandemi namun ternyata sudah lama tidak lagi dikunjungi para wisatawan di Kabupaten Blitar ini sebenarnya telah berlangsung lama dan tidak hanya terjadi pada Bukit Teletubbies saja. Contoh tempat lainnya wisata yang mengalami nasib serupa adalah Kampung 1001 Desa Sawentar yang tutup sejak Januari 2020 namun hingga kini tidak kunjung ada tanda-tanda akan dibuka. Beberapa tempat lain malah mengalami nasib lebih tragis: sudah tutup total jauh sebelum pandemi Covid-19 karena buruknya manajemen dan juga tidak memiliki program jangka panjang. Sebut saja Kampung Melon dan Kampung Indian dari Desa Modangan yang kini keduanya tinggal kenangan karena lokasi tanah yang hanya berstatus sewa dan kemudian tidak diperpanjang, atau yang lebih parah lagi: wisata Chenoa Bisham Waterplay yang terletak di Desa Kedawung yang kini sudah tutup total sejak lama dan tidak terawat lagi meski pernah mengundang artis top Nella Kharisma untuk meresmikan pembukaannya sekitar tahun 2017 lalu.
 
Daftar nama tersebut belum mewakili keseluruhan lokasi wisata lokal yang berumur pendek di Kabupaten Blitar, namun kesemuanya hampir memiliki kesamaan dalam hal pembukaan wisata yang bersamaan dalam beberapa tahun terakhir. Diduga akibat faktor tersebut ditambah kurangnya pembinaan dari Dinas terkait dalam hal manajemen pemasaran wisata yang menyebabkan akhirnya banyak investor yang menjadikan industri wisata di Blitar hanya sekedar untuk percobaan semata. Tampak sejak awal tidak adanya koordinasi antar pelaku wisata serta pemangku kebijakan terkait regulasi pariwisata yang diperlukan menjadikan kini banyak pelaku wisata yang beralih ke profesi awal dikarenakan situasi yang masih belum mendukung pengembangan wisata di Kabupaten Blitar jika pada akhirnya hanya bermuara pada siklus trending topic di media sosial. [TEH]

Lecehkan Media Grassroot, Wilson Lalengke Laporkan Kapolres Pringsewu ke Divisi Propam Polri

  Jakarta – Kapolres Pringsewu, AKPB Yunus Saputra, kembali berulah. Setelah beberapa waktu lalu dia dikecam keras karena melarang kepala s...