Selasa, 23 Juni 2020

Webinar Golkar mendorong pelaku usaha dan UMKM dalam menjemput New Normal

Produk binaan Golkar
GATRADEWATA NEWS | DENPASAR | Sumbangsih pemikiran dan gagasan dari para pakar, akademisi, praktisi dan semua pihak pemangku kepentingan (stakeholder) untuk melihat, meramu dan mewujudkan suatu keseimbangan ekonomi, sosial bagi Bali di era New Normal (Kenormalan baru). Partai dengan lambang pohon beringin ini, DPD Partai Golkar Provinsi Bali mengadakan Webinar dengan tema Strategi Operasional Pembangunan Sektor Industri dan UMKM Bali di Era New Normal, selasa (23/06) di Kantor DPD Partai Golkar Provinsi Bali.

Yang banyak dibahas dalam webinar kali ini adalah Usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang merupakan istilah umum dalam khazanah ekonomi yang merujuk kepada usaha ekonomi produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Undang-undang No. 20 tahun 2008.

Dr. Komang Suarsana, yang merupakan Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD Partai Golkar Provinsi Bali, turut hadir dan memoderatori webinar yang dimulai pukul 9.30 pagi. Keynote speaker dalam webinar ini langsung dikomandoi oleh Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali Dr. Nyoman Sugawa Korry.

Webinar
Dalam komentarnya menyikapi hal ini beliau mengatakan, "Bali yang ekonominya bersumber dari pariwisata sebanyak 46 %, sangat riskan bila kondisi ini masih berlarut-larut, kita harus membuka dan memulai dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah, "tegasnya, dan beliau juga menambahkan kondisi ini bila tidak segera dilakukan akan memiliki akses yang kurang baik bagi sosial, politik bahkan sampai keamanan Bali.

Partai Golkar juga akan mendorong sektor-sektor ekonomi yang berlandaskan kemasyarakatan seperti UMKM, dan berharap mendapatkan stimulus dari Pemerintah kedepannya, " Partai Golkar mendorong pemerintah untuk segera membuka industri pariwisata dan juga mendorong kesiapan pemerintah untuk memberikan stimulus bagi entrepreneur, "ungkapnya lagi karena negara yang maju adalah negara yang jumlah entrepreneurnya tinggi.

Pengembangan industri ini meliputi industri pengolahan, yang dapat membuat nilai tambah bagi kemakmuran daerah itu sendiri. Selama Triwulan I tahun 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat laju pertumbuhan ekonomi Bali secara umum turun hingga minus 1,14 persen.

"Jadi untuk dapat menciptakan keseimbangan dalam tatanan ekonomi baru kedepannya harus menguatkan kembali UMKM di Bali yang jumlahnya puluhan ribu bisa jadi prioritas, "ujar Sugawa Korry yang juga Wakil Ketua DPRD Bali ini.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar H.A. Nurdin Halid juga terlihat hadir dan memberikan apresiasi terhadap webinar yang diadakan ini dan, "Dalam masa Pandemi ini jangan sampai menghambat kreatifitas, inovasi dan kontribusi untuk membantu pemulihan ekonomi Nasional pada umumnya dan Bali secara khusus, " himbaunya. Menurutnya untuk menciptakan keseimbangan yang baru bagi ekonomi Bali diperlukan perubahan paradigma, pendekatan dan juga dipertegas, "Pembangunan ekonomi yang berbasis kearifan lokal yang merupakan sumber daya lokal, baik sumber daya alamnya dan budaya yang dimiliki daerah yang berkeadilan dan berkelanjutan, "tambahnya.

Yang meliputi 3 hal utama, Pertama adalah pelestarian sumber daya alam, yang meliputi keindahan serta budayanya.

Kedua, Ketahanan pangan masyarakat Bali, terutama saat mengatasi krisis seperti saat ini.

Ketiga, Keadilan dan kesejahteraan yang merata bagi seluruh masyarakat Bali secara berkelanjutan yang dapat dinikmati generasi-generasi selanjutnya.

Ketiga inilah yang menjadi dasar dalam mengambil kebijakan dan program pemerintah dengan memberdayakan dan memperkuat komunitas petani, pekebun, peternak, petambak, nelayan, pengrajin, pekerja seni, pemangku adat, pedagang, kuliner, souvenir, distributor, karyawan, sopir, tour guide, homestay, fotografer, dan komunitas UMKM lainnya. Serta mampu mewujudkan koperasi pariwisata sebagai rumah besar bersama seluruh 326 ribu lebih UMKM dan 4.800 lebih koperasi se-Bali.

Kontribusi Bali untuk devisa negara sekitar Rp 130 - Rp 150 triliun per tahun, merupakan dasar pembahasan yang dibicarakan oleh tokoh yang juga Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin). "Peran strategis Koperasi Pariwisata ini mampu akan memperkuat komunitas UMKM Sebagai Pondasi Industri Pariwisata Bali, " ungkapnya.

Namun menurutnya dominasi sektor tersier di Bali yang mencapai 69,71% daripada sektor sekunder 18,80% dan sektor primer 14,50% ini, ternyata sangat rawan terhadap krisis non-ekonomi seperti terorisme, perang, dan wabah penyakit seperti virus Corona melanda dunia saat ini.

Narasumber selanjutnya adalah Dr. Sayu Ketut Sutrisna Dewi yang merupakan Direktur Badan Pengelola Usaha Universitas Udayana memaparkan bagaimana strategi UKM (Usaha Kecil Menengah) menghadapi New Normal.

"Usaha UKM harusnya melek perubahan dan harus mengikuti perkembangan masa kini dan kebijakan dari pemerintah, karakteristik pembeli saat covid-19 dan new normal ini akan mengedepankan technologi dalam upaya pembelanjaan bahkan pembayaran (online), dengan menjalin customer relationship dan perluas jangkauan pasar melalui digital marketing dan pertajam value proposition, diharapkan para pelaku usaha UKM ini bisa bersaing dan mendapatkan tempat yang sejajar dalam mendapatkan peluang usaha, "ujarnya. (Ray)

Lecehkan Media Grassroot, Wilson Lalengke Laporkan Kapolres Pringsewu ke Divisi Propam Polri

  Jakarta – Kapolres Pringsewu, AKPB Yunus Saputra, kembali berulah. Setelah beberapa waktu lalu dia dikecam keras karena melarang kepala s...