Ahmad Muhtarom (Wartawan dan penulis) |
Pemenang juara favorite karya cerpen Esai edisi Ramadhan 1441 H, yang diadakan oleh PPWI.
Karya : AHMAD MUHTAROM
Bulan ramadhan yang telah ditetapkan (1) pada 1 Ramadhan 1441 Hijriah pada tanggal 24 April 2020. Bulan Ramadhan yang penuh berkah pada tahun ini terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Menjaga jarak, protektif pada diri sendiri, ibadah dilakukan dari rumah, serta membatasi aktivitas yang tidak penting dan semua dilakukan dari rumah, ibadah ramadhan pun seperti Sholat Tarawih, Membaca Alqur’an (Nuzulul Quran), Buka Puasa dan Makan Sahur semua dilakukan dari rumah (2).
Seperti yang kita ketahui ketentuan tersebut dikarenakan munculnya Pandemi Covid-19 di Indonesia sejak bulan februari 2020, Covid-19 itu sendiri adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis Coronavirus yang baru ditemukan sejak pertama kali adanya wabah tersebut muncul di Kota Wuhan, Tiongkok pada bulan Desember 2019 (3). Covid-19 menyebar dengan cara dari orang ke orang yang terjangkit Covid-19 melaui percikan-percikan yang menempel pada benda-benda dan permukaan di sekitar kita. Ketika orang lain menyentuh permukaan yang terkena percikan tadi dan menghirup percikan yang keluar dari batuk atau napas orang yang terkena Covid-19 maka orang tersebut akan terjangkit Covid-19 (4).
Dengan adanya wabah Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia dan meningkatnya jumlah kasus orang yang positif Covid-19 hingga hari ini tanggal 19 Mei 2020 jumlah kasus Covid-19 sebanyak 496 kasus, pasien sembuh mencapai angka 4.324 orang dan korban meninggal terkonfirmasi positif Covid-19 sebesar 1.191 orang (5). Oleh karena itu penting bagi kita untuk menjaga jarak dari 1-2 meter dari orang lain dan orang yang terjangkit Covid-19 (6). Dan menggunakan Masker serta rajin mencuci tangan saat berinteraksi dan saat diluar rumah (7).
Dari adanya ketentuan dari Majlis Ulama Indonesia (MUI) tidak menyurutkan keluarga saya dalam melakukan ibadah pada bulan ramadhan dari rumah saja. Semua aktivitas dan ibadah kami lakukan dari rumah dan seminimal mungkin kami pergi keluar rumah jika tidak terlalu penting dan untuk keperluan kebutuhan kami dirumah, meskipun didesa tempat tinggal kami banyak yang tidak mematuhi bahkan hampir semua orang didesa kami mengabaikan peraturan tersebut namun keluarga kami tetap berpenderian untuk ibadah pada bulan ramadhan kali ini dilakukan dari rumah demi mencegah penyebaran dari virus Covid-19 ini.
Di desa kami ibadah seperti biasa, melakukan tarawih tanpa menjaga jarak, membaca alqur’an (Nuzulul Quran), dilakukan seperti bulan ramadhan biasanya dilakukan ditempat ibadah (Masjid), didesa kami tidak mempercayai bahkan mengabaikan himbauan dari pemerintah untuk aktivitas dari rumah saja, semua aktivitas yang mereka lakukan seperti hari-hari biasa. Didesa kami tidak menerapkan aturan Social Distancing hingga pencegahan lainnya, didesa kami juga penggunaan masker juga jarang digunakan, Karena menurut warga didesa kami Covid-19 itu hanya ada di cina bukan di sini (didesa). Sangat miris melihat kondisi warga sekitar yang masih belum mengetahui apa itu Covid-19 dan bahaya yang terjadi serta pencegahan dini yang harus dilakukan untuk menghindari tingginya angka penyebaran Covid-19.
Warga sekitar didekat rumah kami mengatakan “sakit itu datangnya dari Allah, kok melakukan ibadah dimasjid kenapa tidak boleh, Allah kan Maha Kuasa”. Begitu menurut warga di desa kami. Sangat disayangkan moment kumpul-kumpul yang masih diterapkan tanpa memperhatikan peraturan pemerintah dan MUI pada bulan ramadhan kali ini.
Saat kami tidak sependapat dengan warga desa sekitar, dimana ibadah yang kami lakukan semua dari rumah, mereka pun beraggapan bahwa kami tidak melakukannya, tanpa mengetahui alasan pastinya dan tidak memikirkan mengapa kami tidak melakukan ibadah di tempat ibadah (masjid). Padahal ibadah di rumah pun tidak mengurangi pahala yang diberikan oleh Allah SWT. Apalagi sangat jelas sudah terdapat Hadist Riwayat Bukhari, Nasa’i dan Ahmad yang menjelaskan Anjuran Untuk tetap di rumah selama wabah penyakit dan Hadist ini ditutup dengan kalimat “niscaya ia akan memperoleh ganjaran seperti pahala orang yang mati syahid”(8).
Dari hadist tersebut sudah jelas menerangkan bagi siapapun yang berjuang menghadapi wabah penyakit (Covid-19) dengan tetap di rumah dengan penuh kesabaran, ketakwaan dan menjalankan ibadah dengan baik niscaya meraih pahala seperti pahala orang yang wafat berjuang membela agama Allah SWT.
Meskipun begitu, keluarga kami tetap menerapkan untuk ramdhan dirumah saja, Selama Ramadhan di masa pandemic Covid-19 ini ibadah pada bulan puasa keluarga kami lakukan dengan bertarawih di musholla rumah kami, dan melakukan tadarus dirumah hingga buka puasa dan sahur dirumah bersama keluarga. Banyak aktivitas selama bulan ramadhan yang keluarga kami lakukan seperti, mempersiapkan untuk membeli lauk-pauk dan kebutuhan di rumah dilakukan bersama oleh saya sebagai kepala rumah tangga beserta istri pergi ke pasar dengan tetap mematuhi aturan pemerintah yang ada dengan menjaga jarak dan memakai masker hingga mencuci tangan sepulang dari pasar.
Aktivitas lainnya dilakukan oleh anak pertama saya dengan istri dengan mempersiapkan hidangan makanan untuk menu berbuka puasa dengan memasak bersama, dan biasanya sore hari saya dan anak kedua saya menyiram tanaman yang kami tanam dan rawat dibelakang rumah bahkan kami juga bercocok tanam sambil menunggu waktu berbuka puasa, disamping membantu kegiatan di rumah kedua anak saya juga melakukan kegiatan belajar dari rumah (secara online) setiap harinya.
Selama masa pandemic Covid-19 sebelum bulan ramadhan dan hingga saat ini pada bulan ramadhan keluarga kami senang bercocok tanam untuk mengisi waktu selama bulan ramadhan ini sambil mengajari anak-anak kami dalam bercocok tanam, biasanya kami menanam cabe, tomat, pohon pisang, pohon jambu dan labu siam dan pohon papaya di belakang rumah. Selain itu kedua anak kami juga rajin setiap pagi berolahraga dengan bersepeda disekitar jalan rumah. Setiap pagi hari biasanya kedua anak kami juga rajin untuk menjemur kasur, bantal selimut di bawah sinar matahari pagi.
Momentum Ramadhan saat Covid-19 ini untuk menghiasi rumah dengan aktivitas ibadah sehingga rumah dapat menjadi saksi ibadah dan menjadikan rumah penuh berkah. Ramadhan dirumah bagi keluarga kami yaitu anak-anak kami bisa berkumpul dirumah pada bulan ramadhan, bulan ramadhan sebelumnya puasa dilakukan anak-anak kami dari tempat rautaunnya dan pulang kerumah saat H-3 hair Raya Idul Fitri. Buka puasa bersama-sama dirumah saat masa pandemic Covid-19 ini nikmat yang kami rasakan dari ramadhan sebelumnya karena awal puasa hingga akhir puasa sampai dengan hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah anak-anak kami bisa kumpul semua dirumah.
Mari kita ambil hikmah dari ramadhan 1441 Hijriah kali ini, bulan ramadhan yang berbeda dari bulan ramadhan seelumnya, bulan ramadhan yang menghabiskan waktu bersama dengan keluarga, mempererat hubungan kekeluargaan antar anggota keluarga serta Mesyukuri Nikamat yang diberikan Allah SWT, ambil sisi positifnya dan tidak menyurutkan semangat untuk menjalankan Ibadan Puasa dari rumah dan tetap berdoa agar Covid-19 cepat berakhir. Amin.
XOXOXO
Catatan :
(1) “Kemenag : Awal Ramadhan Bakal Berlangsung Serentak 24 April 2020”, diakses dari https://www.google.com/amp/s/www.mininews.id/news/kemenag-awal-ramadhan-bakal-berlangsung-serentak-24-april-2020/amp, pada tanggal 19 Mei 2020 pukul 12.25 WITA
(2) “MUI: Ibadah Ramadhan di Rumah Tumbuhkan Keharmonisan”, diakses dari https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/q97r7h423, pada tanggal 19 Mei 2020 pukul 13.00 WITA
(3) World Health Organization (WHO), Pertanyaan dan Jawaban terkait Coronavirus, South-East Asia Indonesia, 2020
(4) World Health Organization (WHO), Pertanyaan dan Jawaban terkait Coronavirus, South-East Asia Indonesia, 2020
(5) “UPDATE Sebaran Virus Corona di Indonesia hingga Selasa 19 Mei Pagi, Rincian Kasus di 34 Provinsi”, diakses dari https://www.google.com/amp/s/jogja.tribunnews.com/amp/2020/05/19/update-sebaran-virus-corona-di-indonesia-hingga-selasa-19-mei-pagi-rincian-kasus-di-34-provinsi, pada tanggal 19 Mei 2020 pukul 14.20 WITA
(6) World Health Organization (WHO), Pertanyaan dan Jawaban terkait Coronavirus, South-East Asia Indonesia, 2020
(7) World Health Organization (WHO), Pertanyaan dan Jawaban terkait Coronavirus, South-East Asia Indonesia, 2020
(8) “Hadist Anjuran Rasulullah untuk Tetap di Rumah Selama Wabah Penyakit”, diakses dari https://www.madaninews.id/11213/hadist-anjuran-rasululloh-untuk-tetap-di-rumah-selama-wabah-penyakit.html, pada tanggal 19 Mei pukul 14.50 WITA