Sabtu, 30 Mei 2020

TANGGUL TUKAD MATI RAMPUNG, TABEBUYA PENGHIASNYA

gambar ilustrasi
GATRADEWATA NEWS | DENPASAR | Proyek pengendalian banjir Tukad Mati yang sudah dinyatakan rampung, akan memasuki tahap pemeliharaan. Proyek pembangunan prasarana pengendalian Banjir Tukad Mati yang dikerjakan selama 2 tahun sejak Desember 2017 dinyatakan telah rampung akhir Desember 2019.

Anggaran Pembangunan ini tidak main-main yaitu senilai Rp132 miliar, sedangkan Tukad Mati Hilir mencapai Rp180 miliar. Mulai tahun ini kawasan langganan banjir di Legian, Bali, yakni Jalan Dewi Sri dan Jalan Kunti diperkirakan tidak akan kebanjiran lagi.
Tanggul ini juga diproyeksikan mengatasi siklus banjir 25 tahunan yang disebabkan aliran Tukad Mati, ini diperkirakan pada tahun 2022 akan terjadi kembali. Artinya lahan seluas 94 hektare (ha) yang dilintasi aliran Tukad Mati bisa mendapat perlindungan dari dampak banjir.

"Proyek untuk mengatasi banjir yang kerap terjadi di saat musim hujan itu sudah sesuai dengan perencanaan dan kini dalam masa pemeliharaan hingga akhir tahun ini," jelas Kasatker Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali - Penida, Made Deni Satya Wijaya, Jumat (29/5/2020).

Dok. Kementerian PUPR
Deni juga menambahkan di masa perawatan oleh kontraktor, pihaknya juga melakukan berbagai perawatan, pemeliharaan dalam upaya kearah dikembangkannya kawasan wisata baru, "Lokasinya sangat strategis sehingga sangat cocok untuk mendukung pariwisata, jadi di kawasan tepi Tukad Mati dilakukanlah penataan dikawasan tersebut dengan rencana penanaman pohon tabebuya, "jelasnya.

Tabebuya (Handroanthus chrysotrichus) atau pohon terompet emas adalah tanaman jenis pohon besar. Pohon ini disamping indah memiliki keunggulan yaitu daunnya tidak mudah rontok, disaat musim berbunga maka bunganya terlihat sangat indah dan lebat, mirip pohon sakura, dan yang terpenting adalah akarnya tidak merusak bangunan atau tembok sekitarnya walaupun batangnya keras.

BWS Bali-Penida
Deni juga menjelaskan bahwa pihaknya fokus pada pengerjaan tanggul (parapet), walau dalam tahapan pengerjaan ada pohon yang juga ikut dirapikan. Namun kondisinya saat ini dipertanyakan oleh sejumlah warga, pasalnya proyek penataan alur tukad mati legian yang merupakan kolaborasi antara Pemkab Badung (DLHK -red) dengan BWS Bali Penida, sebagaimana ada dalam gambar belum terealisasikan.
Deni juga menjelaskan, bahwa menurutnya Pihak balai hanya bertugas menata kawasan sungai dan dinding sungai, sementara DLHK Pemkab Badung menata pertamanan seperti yang diwacanakan menjadi Taman Giri Tabebuya. Namun pihaknya tetap akan berkoordinasi dengan pihak yang terlibat, agar kedepannya bisa rampung total seperti yang diharapkan bersama. (Ray)

Lecehkan Media Grassroot, Wilson Lalengke Laporkan Kapolres Pringsewu ke Divisi Propam Polri

  Jakarta – Kapolres Pringsewu, AKPB Yunus Saputra, kembali berulah. Setelah beberapa waktu lalu dia dikecam keras karena melarang kepala s...