GATRADEWATA NEWS | JAKARTA | Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau hari-hari terakhir ini, bahwa suhu udara yang terasa panas dan gerah disebabkan secara meteorologis adalah disebabkan suhu udara yang panas disertai kelembapan udara yang tinggi, "Kelembapan udara yang tinggi menyatakan jumlah uap air yang terkandung pada udara. Semakin banyak uap air yang dikandung dalam udara, maka akan semakin lembab udara tersebut, dan apabila suhu meningkat akibat pemanasan matahari langsung karena berkurangnya tutupan awan, suasana akan lebih terasa gerah," kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal, Selasa (26/5).
Pencatatan secara meteorologis, suhu maksimum udara atau pada umumnya terjadi pada siang atau tengah hari di Indonesia dalam 5 hari terakhir berada dalam kisaran 34 - 36 derajat Celcius. Namun yang tercatat suhu diatas 36⁰C terjasi di Sentani (Papua), kalo di JABODETABEK adalah wilayah Soekarno/Hatta dengan 35⁰C, Tanjung Proliok 34,8⁰C, Ciputat 34,7⁰C. Demikian pula wilayah Jawa lainnya Tanjung Perak 35⁰C.
"Wilayah Kota terutama di Kota besar pada umumnya memiliki suhu udara lebih panas dibanding bukan wilayah perkotaan. Kelembapan sebagian besar wilayah Indonesia kisaran di atas 80-100 persen, dan itu tinggi,"paparnya.
Dan fenomena udara gerah adalah fenomena biasa karena memasuki musim kemarau. Untuk JABODETABEK, April-Mei secara data statistik historical cukup tinggi dibanding Oktober-November.
"Musim Kemarau Suhu udara maksimum di Jakarta adalah 32-36⁰C. Itu lebih terasa bila menjelang hujan, karena udara lembab melepas panas laten dan panas sensibel yang menambah panasnya udara akibat pemanasan permukaan oleh radiasi matahari," terangnya.
Herizal berharap masyarakat tidak risau dan panik dengan fenomena panas ini, tetapi tetap menjaga stamina dan kesehatan terutama dehidrasi dan iritasi kulit. Dengan makan buah segar serta air putih yang banyak sangat baik, termasuk menggunakan tabir surya, tetapi lebih baik adalah diam dirumah pada saat pemberlakuan PSBB, "Terus ikuti pembaruan informasi BMKG terkait perkembangan musim, informasi prediksi cuaca dan iklim, indeks kualitas udara dan kadar sinar ultraviolet matahari yang baik dan merusak bagi tubuh kita," tutupnya. (Red)