Klik play (bawah kiri) untuk melihat pergerakan penyebaran Virus Covid-19 di seluruh dunia dari 31 desember 2019 sampai hari ini, untuk memilih pilihan lokasi yang lebih spesifik ada diujung kanan atas untuk dunia, asia, afrika, dan lain2nya. ( sumber : ourworldindata.org )
GATRADEWATA NEWS | NASIONAL | Penyebaran COVID-19 merupakan bencana bagi dunia saat ini terutama pada pertumbuhan ekonomi. Indonesia yang memiliki pertumbuhan ekonomi sebelum COVID-19 melanda dunia yaitu 5,1%, Tiongkok 5,9%, India 6%, Jepang 0,4%, Italia 0,4%, Perancis 1%, Amerika Serikat 1,7% dan secara global 2,3% yang turun akibat pandemi COVID-19 menjadi Indonesia 1%, Tiongkok 1%, India 2,1%, Jepang -1,5%, Italia -7%, Perancis -5,5%, Amerika Serikat -2,8% (sumber : The Economist Intelligence Unit (2020) ).
Di tahun 2020, Indonesia diproyeksikan mengalami penurunan pertumbuhan secara drastis akibat wabah Covid-19. The Economist Intelligence Unit (The EIU) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 menjadi 1% dari 5,1%. Di dalam negeri sendiri disebutkan dalam konferensi pers pada awal April 2020, Pemerintah Indonesia menyampaikan bahwa dalam skenario berat perekonomian Indonesia akan tumbuh sebesar 2,3%.
Dalam skenario sangat berat, dimana wabah Covid-19 yang terus berlangsung dan penuh ketidakpastian, perekonomian Indonesia diproyeksikan akan mengalami kontraksi dengan pertumbuhan - 0,4% (minus). Apabila wabah Covid-19 belum dapat diatasi sampai tahun depan, menurut Tim Riset Ekonomi PT SMI (PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)) memproyeksikan perkonomian Indonesia tahun 2020 tidak akan mengalami pertumbuhan (0%).
Klik play (bawah kiri) untuk melihat pergerakan GDP perkapita di seluruh dunia, untuk
memilih pilihan lokasi yang lebih spesifik ada diujung kanan atas untuk
dunia, asia, afrika, dan lain2nya ( sumber : ourworldindata.org )
Untuk mengantisipasi terjadinya skenario sangat berat, pemerintah Indonesia memberikan stimulus ekonomi di bidang fiskal, moneter dan perbankan. Setelah stimulus fiskal pertama sebesar Rp10,3 triliun (25/02_2020) stimulus ini diberikan sebelum ditemukannya COVID-19 di Indonesia, dengan fokus ke dalam sektor ekonomi yang menangani lalu lintas orang. Baik sektor pariwisata, akomodasi dan transportasi. Stimulus kedua sebesar Rp22,9 triliun (13/03_2020) merupakan kajian kembali dari pemerintah sekiranya dibutuhkan oleh pengusaha market dan lain sebagiannya. Lalu pada awal April 2020 pemerintah Indonesia kembali memberikan stimulus fiskal yang ketiga sebesar Rp405,1 Triliun di bidang kesehatan, social safety net, dukungan industri dan program pemulihan ekonomi nasional. Stimulus fiskal pemerintah sebesar Rp 405,1 triliun dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 sebesar 3,24%, sehingga skenario terburuk dengan pertumbuhan nol persen atau negatif dapat dihindari.
Apabila memperhitungkan peningkatan nilai tambah, 4 sektor yang paling besar mendapatkan manfaat dari stimulus fiskal pemerintah adalah sektor pertanian, industri pengolahan, jasa keuangan, dan administrasi pemerintahan. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, melansir pernyataan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.
“Di Indonesia, semakin cepat kita dapat mengatasi covid-19, semakin cepat pula dampak ekonomi akan teratasi. Termasuk pemberlakuan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) oleh pemerintah diharapkan akan menekan penyebaran covid-19”, ujar Trisno, Senin (14/4).
Pergerakan nilai rupiah yang cenderung menguat ke arah 15.711,00 (15/04) menunjukkan keyakinan pasar terhadap langkah-langkah kebijakan pemerintah yang memberikan stimulus dalam penanganan COVID-19 ini.
sumber foto : WHO |
“Pemerintah Indonesia sudah sangat baik dalam menangani dan melayani mereka yang dievakuasi dari Tiongkok terkait Corona, dan juga telah melalui prosedur yang ditaati dan dilaksanakan dengan baik,
maka bisa dipastikan bahwa peserta observasi ini sudah dalam keadaan
yang sehat. Kita jamin dan pastikan mereka sehat,” tutup Paranietharan. (Ray)