Selasa, 10 Maret 2020

POTENSI PORANG MODAL 1 JUTA JADI 2,5 MILYAR

Budi BMW (putih), Ngurah Parta, Rai Wirawan, Mariza 

GATRADEWATA NEWS | BADUNG | Hari ini perjalanan kita berlabuh di sebuah daerah yang namanya Dalung (10/03), sebuah desa bagian Kuta Utara, Kabupaten Badung. Potensi daerah ini mengarah ke arah sebuah fasilitas kota, bukan lagi desa yang melirik perkebunan, pertanian bahkan peternakan lagi, karena terlihat disepanjang jalan ada banyak sekali bangunan ruko, toko sampai restauran bahkan hotel murah.


Wilayah Badung merupakan wilayah yang kaya akan pendapatan dari pariwisatanya, bahkan pekerjaan dibidang pariwisata ini menjadi lirikan dari hampir sebagian besar masyarakatnya. Tetapi tidak dengan I Gusti Ngurah Parta ini, beliau mendambakan suasana pedesaan yang asri dan banyak hijaunya daripada abu-abu khas warna beton. Sehari-hari beliau melihat kebunnya yang ditanami kelapa kopyor terlihat puluhan yang sudah berbuah disana, disekitarnya pun tertanam tanaman yang cukup langka dari jenisnya bahkan tanaman yang tidak lazim seperti kelapa yang bercabang 2, kelor untuk obat yang berbeda dengan kelor sayur terang beliau kepada kami. Disana banyak tumbuh liar tanaman suweg atau Amorphophallus paeoniifolius, tanaman yang mirip suweg ini yang masih kerabat dengan bunga bangkai ini bukanlah porang walaupun banyak kemiripan.


Bunga tanaman suweg

Bunga tanaman Porang


Dari tanamannya hanya Porang yang memiliki bulbil atau katak pada batang daunnya, tanaman yang sejenis dengannya tidak ada yang memiliki. Budi menjelaskan bahwa budidaya porang harus dipahami dari jenis tanamannya yang mudah tumbuh, "Jangan menyusahkan para petani lagi dengan cara-cara yang diruwetkan untuk menghasilkan uang tambahan darinya, seminar-seminar berbayar yang banyak membodohi petani mesti dihindari,"tegasnya.

Budidaya tanaman porang bukan hanya sekedar khayalan, tapi logika masuk akal yang sesuai kenyataan di lapangan. Umpama kita memiliki uang modal bibit 1 juta, katakanlah 500 bibit umbi, disebar dan tumbuh menjadi tanaman porang yang sudah menghasilkan katak/bulbil pakai saja angka minimal 4 biji katak (1 pohon bisa 30-50 bibit katak dalam 1 tahun), jadi 500 pohon menghasilkan 2000 potensi tanaman yang bila hitungannya tahun ini tanam tahun depan panen, jadi tahun 2021 menghasilkan 2,5 juta dari umbi minimal 1 kg umbi harga 5000 rupiah (terendah) untuk memudahkan menghitung. Tahun 2022, dari pengembangan lahan 2000 bibit yg masih dalam 1 hektar itu menjadi 8000 katak, hasil 10 juta dari 2000 pohon dapat 2 ton. Begitu tahun 2023 yang dikali 4 bulbil, hasil 40 juta, 2024 hasil 128.000 katak sudah untuk 4 hektar lahan, hasil 160 juta, tahun 2025 hasil 612.000 katak untuk 10 hektar lahan hasil 512 juta rupiah yang pada waktu 2026 bisa mencapai 2,5 Milyar hanya pengembangan lahan dengan perhitungan terendah dan harga terendah.

"Jadi bila sudah banyak uang dari porang, jangan lagi menebang pohon-pohon besar," jelasnya pada kami.

Diskusi potensi

Keinginan yang tulus tentang sejahtera dan selaras alam sungguh di apresiasi oleh I Gusti Ngurah Parta dan I Gusti Rai Wirawan yang masih keluarganya ini. Beliau juga sangat tertarik ingin juga menanam porang, "Jadi porang itu cocok dengan tegalan saya (ladang) karena lebat disana dan teduh, saya kesana harus pakai kayu panjang menghindari ular karena rimbun sekali," terang Rai Wirawan yang dulu kerja di bisnis pariwisata ini.

Ngurah Parta pun berujar sambil menyediakan makan siang kepada kami bahwa beliau ingin tempatnya ini digunakan sebagai tempat pembibitan dan juga sebagai tempat edukasi untuk memperkenalkan tanaman porang ini ke daerah sekitar desanya bahkan kalo perlu sampai kabupaten Tabanan yang cukup masih luas untuk budidaya Porang ini, " Ayo dimakan ayam geprek ini banyak yang suka," sahutnya ramah kepada kami semua. (Ray)

Lecehkan Media Grassroot, Wilson Lalengke Laporkan Kapolres Pringsewu ke Divisi Propam Polri

  Jakarta – Kapolres Pringsewu, AKPB Yunus Saputra, kembali berulah. Setelah beberapa waktu lalu dia dikecam keras karena melarang kepala s...