Gatradewata.News - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk resmi menunjuk Irfan Setiaputra sebagai direktur utama menggantikan Ari Askhara yang tersandung kasus penyelundupan komponen sepeda motor Harley-Davidson. yang berlangsung pada Rabu, 22 Januari 2020.
Nama Irfan sebagai calon dirut Garuda Indonesia memang santer terdengar sebelum rapat digelar. Irfan bukan orang baru di perusahaan pelat merah. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai direktur utama PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau INTI periode Maret 2009-Juli 2012. Ia hengkang dari perusahaan telekomunikasi itu disinyalir karena gaji yang kecil.
Pria lulusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB) itu banyak berkecimpung di industri telekomunikasi hingga pertambangan sebelum akhirnya berlabuh ke Garuda Indonesia. Dihimpun dari berbagai sumber, setelah pergi dari PT INTI, Irfan lantas melanjutkan karir ke PT Titan Mining Indonesia sebagai Chief Executive Officer (CEO) selama 2012 – 2014.
Setelah itu, ia juga pernah menjabat sebagai direktur utama PT Cipta Kridatama yang bergerak di sektor batu bara pada Juli 2014-Mei 2017. Pria kelahiran Jakarta 24 Oktober 1964 ini lantas melanjutkan karirnya pada PT Reswara Minergi Hartama sebagai direktur utama pada periode Mei-Desember 2017.
Dari sektor telekomunikasi, ia tercatat sebagai Chief Operating Officer (COO) ABM Investama Tbk PT (ABMM) selama satu tahun, sejak Mei 2015-Mei 2016. Karirnya dalam satu tahun terakhir yaitu sebagai CEO Sigfox Indonesia, yaitu perusahaan Internet of Things (IoT) berbasis di Jakarta.
Sebagai pimpinan baru, banyak pekerjaan rumah menunggu telah Irfan. Sebagaimana diketahui, Garuda Indonesia terjerat kasus dugaan penyelundupan komponen Harley-Davidson dan sepeda Brompton. Barang selundupan itu diduga diterbangkan melalui pesawat pesanan jenis Airbus A330-900 yang diterbangkan dari Toulouse, Prancis pada Desember 2019 lalu.
Tak hanya pelanggaran good corporate governance (GCG), Garuda Indonesia juga memiliki banyak permasalahan lainnya yakni kisruh manajemen dan pekerja hingga kinerja keuangan yang lesu. (red)